Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah serangan zat kimia pada seorang perempuan dan dua anaknya di barat daya London pada akhir pekan lalu menyoroti naiknya kasus serangan serius menggunakan zat korosif di Inggris dalam beberapa tahun terakhir berdasarkan data yang diperlihatkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pelaku penyerangan pada satu perempuan, 31 tahun, dan dua anaknya usia 8 tahun dan 3 tahun, diketahui bernama Abdul Ezedi, 35 tahun, di mana kejadian persisnya terjadi di Clapham pada Rabu, 31 Januari 2024. Ibu dan dua anaknya itu, hingga berita ini diturunkan masih rawat di rumah sakit. Total korban luka-luka dalam kejadian itu sebanyak 12 orang.
Data yang dipublikasi Acid Survivors Trust International (ASTI), yakni sebuah LSM yang menyoroti insiden-insiden serangan dengan zat asam secara global, menemukan Inggris telah menjadi negara tertinggi yang mengalami serangan zat asam di seluruh dunia.
Pada Minggu, 4 Februari 2024, Kepolisian London menerbitkan peringatan soal zat alkaline yang digunakan dalam penyerangan ibu dan dua anak di distrik Clapham, Inggris. Hasil tes labolatorium mengungkap zat yang digunakan dalam penyerangan itu antara zat cair natrium hydroxida atau natrium karbonat. Zat-zat kimia sangat mudah dibeli online atau toko-toko khusus hardware.
Pada 2022, ASTI mencatat ada 710 kasus penyerangan menggunakan zat korosif atau naik 69 persen dibanding setahun sebelumnya yang tercatat ada 421 kasus. Serangan dengan zat asam mencapai puncaknya pada 2017 dengan total 941 kasus. Sedangkan data untuk 2023, masih belum dipublikasi meskipun badan kesehatan Inggris menyebut sudah menerima sekitar 82 pasien yang dilarikan ke rumah sakit pada 2022 dan 2023 akibat luka-luka yang disebabkan zat korosif.
“Berdasarkan sifatnya, efek dari serangan zat asam bisa membuat rasa sakit yang tiba-tiba dan sakitnya luar biasa. Luka-luka yang ditimbulkan bisa merubah hidup penderitanya yang bisa sampai menyebabkan kecacatan,” demikian keterangan ASTI.
ASTI mencatat serangan yang melibatkan zat kimia di Inggris secara tradisional terkait dengan geng kekerasan di Inggris. Namun data pada 2022 memperlihatkan perempuan lebih sering menjadi sasaran penyerangan ketimbang laki-laki. Ini menjadi sinyalemen naiknya angka kekerasan terhadap perempuan.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: India Lepaskan Burung Merpati yang Dikira Mata-mata Cina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini