Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah wafatnya Paus Fransiskus, kini umat Katolik memiliki paus baru. Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai Paus ke-267 dan menjadi pemimpin Gereja Katolik di seluruh dunia. Ia menggunakan nama Paus Leo XIV.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelum terpilih menjadi paus, Kardinal Robert Prevost terlihat beberapa kali mengunggah postingan di media sosial X. Akun dengan nama @drprevost memiliki 477,7 ribu pengikut dan mengikuti 87 akun, aktif sejak Agustus 2011.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari NBC News, aktivitas terbaru akun tersebut terjadi pada pertengahan April 2025, ia membagikan unggahan di akunnya dari seorang komentator Katolik yang menegur Trump dan Presiden El Salvador Nayib Bukele karena menertawakan deportasi Kilmar Abrego Garcia dari Maryland.
Unggahan tersebut ditautkan ke sebuah artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Catholic Standard, dimana Uskup Evelio Menjivar bertanya kepada umat Katolik tentang Abrego Garcia: "Apakah hati nuranimu tidak terganggu? Bagaimana kamu bisa tetap diam?"
Kemudian pada Februari 2025, akun tersebut memposting tautan ke berbagai cerita yang mengkritik Vance, termasuk salah satunya dari National Catholic Reporter. Prevost mengulang judul di X: “ JD Vance salah : Yesus tidak meminta kita untuk menentukan peringkat kasih kita kepada orang lain."
Selain itu, dikutip dari The Verge, @drprevost me-retweet yang tertaut ke artikel yang mengkritik keras kebijakan imigrasi Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance serta pandangan dunia mereka.
Sikap Paus Leo XIV
Paus Leo XIV tidak membuat pernyataan penting tentang isu-isu geopolitik yang sensitif seperti konflik Israel-Gaza, di mana sebelumnya Paus Fransiskus mengambil sikap kritis. Selain itu ia pernah dikritik atas penanganan tuduhan pelecehan seksual.
Sekitar 25 tahun yang lalu, ketika dia bertanggung jawab atas sebuah provinsi Agustinian, seorang imam yang dinyatakan bersalah melakukan pelecehan terhadap anak di bawah umur diizinkan untuk tinggal di dekat sekolah dasar Katolik.
Prevost menentang pengenalan studi gender di sekolah-sekolah Peru, dengan alasan bahwa hal tersebut dapat mempromosikan ideologi membingungkan yang dirancang untuk menciptakan jenis kelamin yang tidak ada. Namun apakah pandangannya kini sudah berbeda atau belum, hingga saat ini belum ada sikap yang jelas.
Ida Rosdalina turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Poin-poin Utama Pidato Paus Leo XIV