Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jerman telah berjanji mengalokasikan dana sebesar US$ 6,6 miliar atau sekitar Rp 93 triliun untuk mengurus ratusan ribu pengungsi dari Suriah yang memasuki negara itu. Sebagian dana tersebut juga berbentuk paket bantuan, seperti rumah, kursus bahasa, dan keamanan.
"Jerman adalah negara yang terbuka untuk menerima orang. Tapi pengungsi seharusnya dapat diterima di semua negara Eropa agar mereka bisa menerima perlindungan," kata Kanselir Jerman Angela Merkel, Senin, 7 September 2015.
Pengumuman pemerintah koalisi pimpinan Kanselir Angela Merkel tersebut kemudian diikuti oleh rapat intensif sampai larut malam di Berlin guna membahas bagaimana pemerintah dapat menggunakan dana itu secara efektif. Sebanyak 800 ribu pengungsi Suriah diyakini akan tiba di Jerman hingga akhir tahun.
Selama akhir pekan lalu, ribuan orang dari Suriah dan Afganistan telah menyeberang ke Jerman dan Austria--sebagian berjalan kaki--setelah menghabiskan beberapa hari lantaran tertahan di Hungaria. Hungaria sempat menahan para imigran karena tidak ingin membiarkan mereka pergi di tengah kebingungan atas kebijakan migrasi Uni Eropa.
Beberapa pemimpin Eropa, yang dipimpin Jerman dan Perancis, menyerukan penerapan sistem kuota sehingga penyebaran pengungsi lebih merata di seluruh blok Uni Eropa yang terdiri atas 28 negara.
Jerman saat ini menerima sekitar 40 persen pengungsi, sedangkan Inggris relatif lebih sedikit. Perdana Menteri Inggris David Cameron berencana menerima lebih banyak pengungsi di negaranya. Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, Senin ini, negaranya akan menerima dan menyambut 24 ribu pengungsi.
USATODAY | MECHOS DE LAROCHA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini