Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kecanggihan Rudal dan Drone Iran yang Mampu Lewati 2 Negara Sebelum Tiba di Israel

Drone dan rudal yang ditembakkan Iran mampu menempuh perjalanan hingga 1.200 kilometer menuju Israel, melewati Yordania dan Irak

17 April 2024 | 11.00 WIB

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Perbesar
Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan unit sistem udara tanpa awak (drone) dan rudal yang ditembakkan Iran ke Israel ternyata memiliki jarak tempuh sangat jauh, hingga melewati dua negara. Tembakkan itu yang ditujukan sebagai serangan balasan terhadap serangan Israel ke kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin, 1 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Drone dan rudal-rudal Iran itu, disebut mampu bertahan selama 5 jam di udara. Aljazeera mewartakan, Israel pada Minggu, 14 April 2024, mengatakan tembakkan artileri Iran lebih dari 300 drone, rudal balistik, dan rudal jelajah. Namun, 99 persen di antaranya diklaim berhasil dicegat berkat bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) menyebut Iran telah meluncurkan lebih dari 110 rudal balistik jarak menengah, lebih dari 30 rudal jelajah serangan darat, dan lebih dari 150 pesawat nirawak (UAV). Namun, CENTCOM yang didukung oleh kapal perusak angkatan laut Amerika Serikat, USS Carney, dan USS Arleigh Burke mengklaim telah menghentikan lebih dari 80 UAV dan setidaknya enam UAV balistik. Itu juga termasuk rudal balistik pada kendaraan pelontar dan tujuh UAV yang dihancurkan kelompok bersenjata di wilayah Yaman, Houthi. 

Menurut laporan Iran International, drone-drone yang ditembakkan Iran mampu menempuh perjalanan hingga 1.200 kilometer menuju Israel, melewati Yordania dan Irak. Drone Shahed-136 dengan kecepatan maksimal 185 kilometer per jam memerlukan waktu berjam-jam untuk menempuh jarak ribuan kilometer. 

Dinukil dari laman Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta, drone Shahed-136 merupakan UAV jarak jauh yang dilaporkan mampu menjangkau hingga 2 ribu km dan memiliki ketahanan hingga 24 jam. Hal itulah yang menjadikannya cocok untuk misi pengintaian, pengawasan, dan penyerangan. 

Drone Shahed-136 juga dilengkapi dengan kamera dan sensor, termasuk kamera inframerah dan elektro-optik resolusi tinggi, yang memungkinkannya menghimpun data intelijen terperinci dari target potensial. Salah satu fitur paling signifikan dari UAV itu adalah kemampuannya dalam membawa dan meluncurkan rudal berpemandu. 

Dengan demikian, drone Shahed-136 bisa dengan cepat beralih dari mengamati target menjadi menyerang dengan rudal. Drone itu dapat membawa hingga delapan rudal Sadid-1 yang dilaporkan mampu mencapai sasaran sejauh 100 kilometer dengan tingkat akurasi tinggi. Drone Shahed-136 juga mempunyai kemampuan komunikasi tingkat lanjut, termasuk tautan data terenkripsi yang memungkinkannya berkomunikasi dengan operator darat dan UAV lain di wilayah yang sama. Hal itu yang menjadi penyebab salah satu jenis UAV disebut sebagai drone bunuh diri atau kamikaze. 

Meskipun identik dengan militer Iran, ada sejumlah laporan yang menyebut drone Shahed-136 juga digunakan dalam konflik Rusia-Ukraina. Menurut pejabat militer Ukraina, drone buatan Iran itu diduga dimanfaatkan oleh separatis pro-Rusia untuk misi pengintaian. 

Peringatan awal

Sebelum melancarkan serangan ke Israel, para pejabat di Turkiye, Yordania, dan Irak pada Minggu, 14 April 2024, mengatakan kepada Reuters, Iran telah menyebar pemberitahuan beberapa hari sebelum kejadian. Namun, para pejabat Amerika Serikat menyebut Teheran tidak memperingatkan Washington. 

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengklaim pihaknya telah memberikan pemberitahuan kepada negara-negara tetangga dan sekutu Israel, Amerika Serikat, 72 jam sebelum serangan. Hal itu dibenarkan Kementerian Luar Negeri Turkiye yang menyebut pihaknya telah berbicara dengan Teheran dan Washington sebelum serangan itu. 

“Iran mengatakan reaksi ini merupakan respon terhadap serangan Israel ke kedutaan besar di Damaskus dan tidak akan lebih dari itu. Kami menyadari kemungkinan yang akan muncul. Perkembangan ini tidak mengejutkan,” kata sumber diplomatik Turkiye. 

Senada dengan hal itu, pejabat senior Yordania mengatakan Iran telah memanggil utusan Arab di Teheran pada Rabu, 10 April 2024 untuk memberi tahu tentang niat mereka dalam melakukan serangan, meskipun tidak disampaikan secara spesifik waktunya. 

Dua sumber di Irak, termasuk seorang pejabat keamanan dan penasihat keamanan pemerintah juga mengungkapkan Iran telah menggunakan saluran diplomatik untuk memberi tahu terkait serangan ke Israel, setidaknya tiga hari sebelum hari H. Namun, waktu pasti terjadinya tidak disampaikan saat itu, tetapi disampaikan kepada otoritas keamanan dan militer beberapa jam sebelum peluncuran rudal dan drone Iran. 

 

MELYNDA DWI PUSPITA | aljazeera.com | dpad.jogjaprov.go.id | defense.gov | iranintl.com | reuters

 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus