Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Riyadh -- Komisi Antikorupsi Arab Saudi bentukan Raja Salman menahan dua konglomerat kakap yaitu Pangeran Alwaleed Bin Talal, 62 tahun, dan Mohammed al-Amoudi, 71 tahun. Alwaleed memilik kekayaan sekitar Rp 230 triliun dan A-Amoudi memiliki aset sekitar Rp 180 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut media Quartz, Kamis, 23 Nopember 2017, penangkapan keduanya ini menarik perhatian karena kedua konglomerat ini memiliki investasi yang sangat banyak di benua Afrika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Arab Saudi Tangkap Pangeran Alwaleed di Kamar Tidur
Kedua konglomerat berinvestasi pada banyak proyek di Afrika dari Afrika Utara hingga Sub-Sahara Afrika. Al-Amoudi, misalnya, mendirikan perusahaan Saudi Star Agricultural Development. Perusahaan ini bergerak dibidang pertanian gandum, beras dan barley seluas setengah juta hektar di Provinsi Gambella, Ethiopia.
Al-Amoudi, yang memiliki ayah berdarah Arab Saudi dan ibu asal Ethiopia, juga memiliki bisnis pertambangan lewat perusahaan Midroc Gold. Dia merupakan pemilik perusahaan pertambangan terbesari di Ethiopia dan membantu negara itu membawa banyak mata uang asing untuk membiayai impor.
"Elit berkuasa di Ethiopia tidak merasa bermasalah berbisnis dengan Al-Amoudi walaupun proses investasinya sarat korupsi dan penyuapan," kata Henok Gabisa, pengajar di Lee University School of Law di Virginia AS. Sepertinya mereka lebih butuh Al-Amoudi dibandingkan membenci korupsi."
Sedangkan Alwaleed Bin Talal, seperti dilansir Reuters, memiliki banyak bisnis di Mesir. Lewat induk perusahaan Kingdom Holding, dia disebut memiliki 40 hotel dan resor wisata di Mesir dengan 18 hotel baru dalam proeses pembangunan. Alwaleed juga memiliki sejumlah saham di Twitter, Citigroup dan Lyft.
Alwaleed juga bakal berinvestasi sebanyak US$ 800 juta atau sekitar Rp 11 triliun untuk mengembangkan Hotel Four Season di kawasan wisata Sharm el-Sheikh. Dia menggandeng Talaat Moustafa Holding Group. "Setelah penangkapannya, manajemen TMG membantah bahwa Alwaleed, yang juga memiliki jaringan hotel di Kenya, merupakan pemegang saham atau berinvestasi di salah satu anak perusahaan," begitu dilansir Quartz.