Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TAMPAKNYA, masyarakat Yahudi di Amerika memang berubah. Mereka tak lagi mendukung politik pemerintah Israel sepenuhnya dalam hal masalah wilayah pendudukan. Belum lama lalu surat kabar New York Times menyebarkan angket di antara pimpinan Yahudi Amerika. Dari 339 responden, 205 mengirimkan jawabannya. Hasilnya memang menunjukkan sikap para pemimpin Yahudi Amerika tak sekeras pemerintahan Yitzhak Shamir. Untuk pertanyaan tentang penyelesaian wilayah pendudukan secara kompromistis, 88% responden menjawab setuju. Bahkan tentang negara Palestina, yang menjawab setuju cukup meyakinkan, yakni 79% responden. Sebagian besar responden meragukan bahwa Perdana Menteri Yitzhak Shamir akan bisa tetap bersikeras tak akan melepaskan wilayah pendudukan walau sejengkal. Yang mungkin menjengkelkan bagi pemerintahan Shamir yang menunggu-nunggu cairnya kredit lunak dari Amerika, 78% responden mendukung dibekukannya pembangunan permukiman imigran Yahudi di wilayah pendudukan. Seperti ditegaskan Menteri Luar Negeri James Baker pekan lalu, kredit itu baru bisa cair bila pembangunan permukiman itu dihentikan. Padahal, Shamir berpendapat tak ada kaitannya antara kredit dan pembangunan permukiman. Perubahan ini jadi terlihat jelas bila pol New York Times itu dibandingkan dengan pol yang diselenggarakan oleh Komite Yahudi Amerika sebulan sebelumnya. Pol Komite Yahudi yang disebarkan pada 1.125 responden Yahudi masih menunjukkan sejalannya pandangan Yahudi Amerika dengan pemerintahan Yitzhak Shamir. Misalnya, 86% responden setuju "untuk tetap mempertahankan Tepi Barat". Lebih dari separuh responden, 52%, setuju dengan "tetap ada kontrol militer di wilayah pendudukan." Bahkan hampir seperempat responden mendukung bila pemerintah Israel "menganeksasi saja wilayah pendudukan". Yang menarik, lebih dari 70% responden tidak yakin bahwa Amerika benar-benar menginginkan penghentian pembangunan permukiman di wilayah pendudukan. Memang, dua pol itu penyebarannya agak berbeda. Yang dari New York Times disebarkan hanya pada para pemimpin kelompok Yahudi, sedangkan pol Komite Yahudi lebih umum respondennya. Maka, seorang penulis yang tinggal di Yerusalem dan pernah menjadi penasihat perdana menteri Israel terdahulu, Menachem Begin, menyimpulkan, bila akhirnya Yahudi Amerika bersikap simpatik pada Palestina, itu adalah kesalahan para pemimpin mereka. BB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo