Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Lockdown di Malaysia, Puluhan Rumah Bedeng TKI Terbakar

Rumah bedeng milik TKI terbakar saat mereka sedang mengerjakan sebuah kondominium di Selangor, Malaysia.

17 April 2020 | 11.51 WIB

Puluhan rumah bedeng yang ditinggali TKI di Malaysia terbakar pada Kamis, 16 April 2020. Masrur
Perbesar
Puluhan rumah bedeng yang ditinggali TKI di Malaysia terbakar pada Kamis, 16 April 2020. Masrur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Kuala Lumpur -- Sekitar  seratus Tenaga Kerja Indonesia atau TKI di Malaysia mengalami musibah kebakaran, yang mengenai rumah bedeng tempat mereka tinggal pada Kamis sore, 16 April 2020. Peristiwa naas ini terjadi di daerah Flora Damansara, Selangor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Hingga saat ini ada 97 pekerja migran Indonesia, yang kami data, belum termasuk yang langsung pindah tanpa sempat didata,” kata M. Jamal, relawan dari Ikatan Keluarga Madura (IKMA) di Malaysia, yang mendampingi para korban, pada Jumat, 17 April 2020 kepada Tempo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Empat mobil pemadam kebakaran dari Bomba di wilayah Petaling Jaya, Selangor, diterjunkan untuk memadamkan api.

Namun, api menghanguskan material bedeng yang terbuat dari kayu, papan dan kontainer bekas termasuk semua harta benda milik pekerja, yang sedang mengerjakan proyek kondominium Empayar City di sana.

“Tak ada yang sempat kami selamatkan selain baju yang dipakai di badan. Bantuan relawan berupa beras dan mi instan yang diberikan lima hari lalu untuk kami bertahan hidup saat lockdown juga habis terbakar,” kata Ainul Yaqin, koordinator pekerja di rumah bedeng itu.

Penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti. Namun dugaan awal kebakaran disebabkan oleh sambaran petir.

“Ketika hujan sudah hampir mereda, tiba-tiba terdengar petir yang sangat keras, beberapa saat kemudian ada yang berteriak kebakaran,” kata Ainul.

Selain para pekerja, kebakaran ini juga merugikan Dek Nuteh, 38 tahun, asal Nagan Raya, Aceh. Dia bekerja sebagai penjaga kantin di tempat ini.

“Tak hanya kantin dan semua dagangan saya yang ludes, uang para pekerja yang dititipkan ke saya sekitar 15.000 Ringgit (sekitar Rp 53 juta) juga menjadi abu,” kata pria yang akrab dipanggil Pak Teh itu.

Jamal dan para relawan yang mendampingi para korban TKI mengharap uluran tangan dari dermawan mengingat kondisi para pekerja migran Indonesia, yang sangat memprihatinkan. “Mohon bantuan makanan, dana atau pakaian bekas layak pakai secepatnya. Karena kondisi mereka sangat memprihatinkan” kata Jamal.

 

MASRUR

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus