Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Media Internasional Soroti Jokowi Ikut Kampanye Pilpres 2024, Juga Dilakukan Presiden AS

Tindakan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024 dengan mendukung salah satu kandidat menjadi sorotan media internasional.

2 Februari 2024 | 09.00 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengajak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto makan di warung bakso di Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Senin, 29 Januari 2024. Keduanya diketahui baru meresmikan Graha Utama Akademi Militer Magelang. Tim Media Prabowo Subianto
Perbesar
Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengajak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto makan di warung bakso di Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Senin, 29 Januari 2024. Keduanya diketahui baru meresmikan Graha Utama Akademi Militer Magelang. Tim Media Prabowo Subianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tindakan Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2024 menjadi sorotan media internasional. Seperti diketahui, Jokowi menunjukkan isyarat mendukung Prabowo Subianto yang berpasangan dengan anaknya, Gibran Rakabuming Raka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kantor berita Reuters, Kamis, 1 Februari 2024, menulis bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo menghadapi meningkatnya kritik publik atas dugaan adanya campur tangan politik dan kurangnya netralitas saat ia berkampanye untuk kandidat utama dalam pemilihan presiden bulan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

East Asia Forum, platform untuk berdialog mengenai kebijakan ekonomi dan publik Asia yang terbit di Australia, menurunkan tulisan dosen Universitas Katolik Atma Jaya Yoes Kenawas berjudul Jokowi is now Indonesia’s kingmaker, membahas kiprah Jokowi dalam Pilpres 2024.

Tahun 2023 adalah tahun Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo, yang telah bertransformasi sepenuhnya dari sekadar pejabat partai menjadi salah satu raja paling berpengaruh di Indonesia. Politik Indonesia adalah politik elit, dan ciri ini akan terus berlanjut sepanjang tahun 2024, demikian East Asia Forum.

Meskipun Jokowi belum secara eksplisit mendukung salah satu dari ketiga kandidat tersebut pada pemilu 14 Februari, ia telah tampil secara luas bersama calon terdepannya, Prabowo Subianto, yang mencalonkan diri bersama putra sang pemimpin sebagai calon wakil presiden, demikian ditulis Reuters.

Di Indonesia, presiden yang menjabat diperbolehkan berkampanye untuk kandidatnya asalkan mereka tidak menggunakan sumber daya negara dan mengambil izin resmi untuk melakukannya, namun petahana biasanya tetap netral.

Namun sejak bulan Oktober, ketika Mahkamah Konstitusi mengubah aturan kelayakan untuk mengizinkan putra Jokowi yang berusia 36 tahun mencalonkan diri bersama Menteri Pertahanan Prabowo, presiden tersebut menghadapi banyak tuduhan pelanggaran etika dan hukum.

Kehebohan ini telah mendorong Jokowi untuk berulang kali mengklarifikasi pendiriannya dan bahkan menunjukkan kepada wartawan undang-undang pemilu untuk membersihkan namanya.

"Iya, presiden boleh ikut kampanye. Ya, presiden boleh pilih salah satu pihak. Itu semua boleh asalkan tidak menggunakan fasilitas negara," ujarnya kepada wartawan pekan lalu, usai menghadiri acara bersama Prabowo.

Para kritikus mengatakan bahwa ia telah melanggar undang-undang pemilu dengan tampil berkampanye untuk Prabowo saat menghadiri acara-acara pemerintah dan makan bersama, dan para kandidat saingannya menuduh lembaga-lembaga negara telah mengganggu kampanye dan menghancurkan alat peraga kampanye.

Sementara itu, Chanel News Asia menyoroti tindakan Jokowi mendukung salah satu calon pernah dilakukan Presiden AS Barrack Obama.

Dukungan Presiden Jokowi yang semakin terlihat terhadap Prabowo Subianto, disamakan oleh para pengamat dengan bagaimana presiden Amerika Serikat itu secara resmi mendukung dan bahkan berkampanye atas nama kandidat pilihan mereka, meskipun dengan sentuhan Indonesia.

Mereka mengatakan bahwa preferensi yang jelas dari Presiden Joko Widodo terhadap Prabowo melalui berbagai dukungan tidak langsungnya menjelang pemilu tanggal 14 Februari adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik Indonesia dan dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap kepresidenan sebagai sebuah institusi dan terhadap proses pemilu di masa depan.

Presiden Jokowi adalah presiden dua periode kedua di Indonesia sejak mengadopsi pemilihan presiden langsung pada tahun 2004.

Namun secara keseluruhan, ia tidak seperti Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat selama dua periode hingga tahun 2014 dan secara resmi tetap netral dalam pemilu tahun itu, mengikuti tradisi masyarakat bahwa presiden yang tidak mencalonkan diri harus tetap berada di atas politik selama pemilu.

Sebaliknya, Presiden Joko Widodo, yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), telah berpartisipasi dalam acara-acara seperti program bantuan sosial dan menghadiri jamuan makan bersama Prabowo.

Presiden petahana juga sering berkunjung ke Jawa Tengah pada minggu-minggu sebelum pemilu, dalam apa yang digambarkan oleh kantornya sebagai perjalanan kerja, namun beberapa analis memandangnya sebagai kampanye terbuka untuk Prabowo, yang memimpin Gerindra, menurut Asia News Network.

Para pengamat mengatakan tindakan Jokowi serupa dengan tindakan banyak presiden AS yang akan keluar dan dilarang mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga.

Presiden Barack Obama tidak hanya mendukung  Hillary Clinton tetapi juga secara aktif berkampanye untuk calon Demokrat itu di berbagai kampanye besar di negara-negara bagian yang belum stabil.

Dukungan serupa terlihat pada pemilu presiden ke-56 ketika George W Bush mendukung John McCain pada 2008, Bill Clinton mendukung Al Gore pada 1999 untuk pemilu tahun 2000, dan Ronald Reagan mendukung HW Bush pada tahun 1988 untuk pemilu ke-51.

REUTERS | CNA | EAF

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus