Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rudal balistik ialah sistem peluru kendali yang membawa sebuah bahan peledak yang mengandung bahan kimia berbahaya, termasuk nuklir, seperti dikutip dari Britannica.
Sementara dikutip dari How Stuff Works, semua rudal balistik jarak jauh bisa membawa hulu ledak nuklir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bagian hulu ledak nuklir itu sangat berbahaya karena daya rusaknya bisa melebihi bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima ketika Perang Dunia II. Lintasan balistik membuat arah rudal yang sudah diluncurkan tak bisa diubah. Rudal balistik yang sudah diluncurkan hanya ditentukan kecepatan dan gaya gravitasi ke permukaan Bumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rudal balistik bisa diluncurkan dari pesawat, kapal, kapal selam, dan tempat peluncuran khusus. Ketika diluncurkan, rudal balistik menempuh jarak yang cukup jauh.
Negara Pemilik Rudal Balistik
1. Amerika Serikat
Rudal Minuteman merupakan rudal balistik tercangih milik amerika serikat. Militer AS mengklaim berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua atau rudal ICBM tanpa senjata di pangkalan angkatan udara di California pada Selasa, 2 Oktober 2019.
Dalam pernyataan resmi, militer AS mengatakan uji coba ini untuk menunjukkan kemampuan rudal itu untuk melakukan pencegahan, fleksibel, dan dirancang dengan tepat untuk mencegah ancaman abad 21.
2. Rusia
Rudal balistik Sarmat sejatinya dikembangkan sejak bertahun-tahun lamanya. Namun peluncuran kali ini mendapat perhatian lebih akibat ketegangan geopolitik karena Invasi Rusia ke Ukraina yang kian memanas.
Mengulik spesifikasi Sarmat dari laman missilethreat.csis.org, diketahui RS-28 Sarmat merupakan rudal balistik antarbenua berbahan bakar cair yang dirancang untuk menggantikan SS-18 Satan International Ballistic Missile (ICBM) Rusia yang sudah tua.
RS-28 Sarmat sendiri mulai dikembangkan sekitar tahun 2000-an. Kontrak produksi sendiri diberikan kepada Makeyev Design Bureau dan NPO Mash di awal 2011, dan Rusia menyelesaikan penelitian dan pengembangan ICBM Sarmat tepat di 21 Juli 2011.
Sedangkan prototipe rudal pertamanya selesai di akhir tahun 2015, dan dilakukan uji ejeksi silo pertama dari Sarmat pada Desember 2017 yang mengungkapkan kekurangan teknis dengan sistem peluncuran.
Baru kemudian dilakukan tes silo berikutnya pada Maret dan Mei 2018 yang tampaknya berhasil. RS-28 Sarmat ini awalnya dijadwalkan untuk memasuki layanan pada tahun 2018 dengan pesanan 50 rudal.
3. Korea Utara
Pada November 2017, Korea Utara menguji Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) alias Peluru Kendali Balistik antarbenua. Rudal yang dinamai Hwasong-15 itu bisa mencapai ketinggian hingga 4.500 kilometer.
Daya jelajah terbang terbang sekitar 950 kilometer sebelum mendarat di lepas pantai Jepang. Beberapa analis memperkirakan Hwasong-15 memiliki potensi jangkauan hingga 13.000 kilometer.
Jika Hwasong-15 diluncurkan di lintasan yang datar, rudal itu diperkirakan mencapai Amerika Serikat. Itu sebabnya dinamai rudal balistik antarbenua karena jarak tempuhnya yang sangat jauh.
Korea Utara sempat meluncurkan rudal balistik jarak jauh antarbenua (ICBM) Hwasong-15 ke laut lepas pantai barat Jepang pada hari Sabtu, 18 Februari 2023, sebagai peringatan pada Korea Selatan dan Amerika Serikat yang berencana melakukan latihan perang gabungan. Terakhir, Pyongyang sukses meluncurkan ICBM Hwasong-18 beberapa pekan lalu.
DIMAS KUSWANTORO | MARIA RITA | NAUFAL RIDHWAN | DWI ARJANTO
Pilihan editor: Rusia Tambahkan Rudal Balistik Yars ke Silo Moskow, Bagaimana Kekuatan Nuklir Cina dan AS?