Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

New York City Kaji Cara Belajar Campuran saat Covid-19 Merebak

Pemerintah New York City mengkaji penerapan cara belajar siswa sekolah di rumah dan sekolah secara bergantian saat Covid-19 merebak.

9 Juli 2020 | 12.05 WIB

Sejumlah siswa melihat sebuah layar saat menunggu hasil kelulusannya dalam acara wisuda Sekolah Regional Pioneer Valley, yang diadakan di Northfield Drive-In Theatre di tengah pandemi wabah Virus Corona di Hinsdale, New Hampshire, AS, 8 Juni 2020. REUTERS/Brian Snyder
Perbesar
Sejumlah siswa melihat sebuah layar saat menunggu hasil kelulusannya dalam acara wisuda Sekolah Regional Pioneer Valley, yang diadakan di Northfield Drive-In Theatre di tengah pandemi wabah Virus Corona di Hinsdale, New Hampshire, AS, 8 Juni 2020. REUTERS/Brian Snyder

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, New York – Wali Kota New York City, Bill de Blasio, mengatakan sedang menyiapkan rencana cara belajar campuran untuk siswa sekolah di tengah merebaknya pandemi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dia mengatakan sekolah baru akan dibuka pada September 2020. Pemerintah mengkaji kemungkinan penerapan cara belajar campuran bagi para siswa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini artinya para siswa akan belajar di rumah selama beberapa hari dan berikutnya di ruang kelas.

“Cara belajar campuran ini adalah apa yang bisa kita lakukan dalam kondisi seperti ini,” kata Blasio seperti dilansir Reuters pada Rabu, 9 Juli 2020.

Blasio mengatakan meski begitu dia berharap vaksin dan ilmu pengetahuan bisa membantu semua warga agar sembuh dari paparan Covid-19.

Kebijakan New York City ini bakal mengenai sekitar 1.1 juta siswa di sana.

Dia mengatakan ini sebagai tanggapan setelah Presiden Donald Trump mengritik rekomendasi dari Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit atau CDCP.

Trump mengtakan rekomendasi dari CDCP terlalu mahal dan tidak praktis.

Trump, yang berusaha terpilih kembali pada pilpres November 2020, berencana memangkas dana sekolah jika tidak buka.

Padahal, AS saat ini sedang mengalami lonjakan pandemi Covid-19, yang kembali muncul di sekitar 36 negara bagian.

Situs Johns Hopkins University menunjukkan AS menempati peringkat pertama wabah Covid-19 dengan jumlah kasus melebihi 3 juta orang. Sebanyak 132 ribu orang di AS meninggal akibat Covid-19.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus