Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Orang Jepang Makin Emoh Punya Anak, Angka Kelahiran Capai Titik Terendah

Jepang mengalami krisis angka kelahiran. Dalam delapan tahun terakhir, angka kelahiran mencapai titik terendah.

6 Juni 2024 | 18.26 WIB

Bayi menangis saat digendong oleh pegulat sumo amatir selama 'Nakizumo' atau kontes sumo menangis bayi, di mana dua pegulat masing-masing menggendong bayi dan seorang wasit membuat wajah dan suara keras untuk membuat mereka menangis dan menentukan pemenang berdasarkan suara bayi yang paling keras di Kuil Sensoji di Tokyo, Jepang, 28 April 2024. Ritual tersebut dipercaya dapat membantu tumbuh kembang anak yang sehat dan mengusir roh jahat. REUTERS/Issei Kato
Perbesar
Bayi menangis saat digendong oleh pegulat sumo amatir selama 'Nakizumo' atau kontes sumo menangis bayi, di mana dua pegulat masing-masing menggendong bayi dan seorang wasit membuat wajah dan suara keras untuk membuat mereka menangis dan menentukan pemenang berdasarkan suara bayi yang paling keras di Kuil Sensoji di Tokyo, Jepang, 28 April 2024. Ritual tersebut dipercaya dapat membantu tumbuh kembang anak yang sehat dan mengusir roh jahat. REUTERS/Issei Kato

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Jepang menggambarkan angka kelahiran di negara itu mencapai titik kritis. Angka kelahiran berada di titik terendah selama delapan tahun berturut-turut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kementerian tersebut merilis data yang menunjukkan bahwa angka kelahiran di Jepang berada pada angka 1,2 pada tahun lalu. Angka ini jauh di bawah 2,1 anak yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi. Angka tersebut adalah jumlah rata-rata anak yang diharapkan dimiliki oleh seorang perempuan dalam hidupnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka tersebut turun dari 1,26 pada 2022 dan merupakan penurunan tahunan kedelapan berturut-turut di negara berpenduduk 124 juta orang tersebut. “Penurunan angka kelahiran yang terus berlanjut merupakan situasi kritis,” kata seorang pejabat kementerian kesehatan yang bertanggung jawab atas data tersebut, Rabu, 5 Juni 2024.

Berbagai faktor, seperti ketidakstabilan ekonomi dan kesulitan dalam mengatur pekerjaan dan mengasuh anak dapat menjadi penyebab turunnya angka kelahiran.

Penurunan angka kelahiran merupakan tren umum di negara-negara maju. Angka kelahiran di Jepang masih berada di atas negara tetangganya Korea Selatan, yang merupakan negara terendah di dunia yaitu 0,72.

Namun, dengan jumlah penduduk tertua di dunia setelah Monako, Jepang berupaya keras mencari cara untuk mendorong ledakan bayi guna mencegah krisis demografi yang akan terjadi.

Parlemen pada hari Rabu menyetujui revisi undang-undang untuk memberikan lebih banyak dukungan keuangan bagi orang tua, meningkatkan akses terhadap layanan penitipan anak dan memperluas manfaat cuti orang tua.

Ini adalah upaya terbaru pemerintah untuk meningkatkan angka kelahiran. Isu ini disoroti oleh Perdana Menteri Fumio Kishida sebagai risiko mendesak bagi masyarakat Jepang .

Salah satu inisiatif Jepang untuk meningkatkan angka kelahiran adalah aplikasi kencan yang dikembangkan oleh pemerintah kota Tokyo yang akan diluncurkan segera pada musim panas ini. Pengguna akan diminta untuk menyerahkan dokumentasi yang membuktikan bahwa mereka secara hukum masih lajang dan menandatangani surat yang menyatakan bahwa mereka bersedia untuk menikah.

CHANNEL NEWS ASIA

Pilihan editor: Spanyol Ikuti Afrika Selatan Gugat Israel di ICJ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus