Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Parlemen Jerman Minta Akses ke File Intelijen Inggris

Inggris dilaporkan mengancam akan mengakhiri kerja sama intelijen dengan Jerman jika file operasi intelijennya dibuka.

18 Juni 2015 | 21.58 WIB

Kanselir Jerman, Angela Merkel, bereaksi dalam sidang Bundestag (Dewan rendah parlemen Jerman) di Berlin, Jerman, 29 Januari 2015. (Tobias Schwarz/AFP/Getty Images)
Perbesar
Kanselir Jerman, Angela Merkel, bereaksi dalam sidang Bundestag (Dewan rendah parlemen Jerman) di Berlin, Jerman, 29 Januari 2015. (Tobias Schwarz/AFP/Getty Images)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Penyelidikan Parlemen Jerman yang mengusut dugaan mata-mata meminta akses ke file rahasia intelijen Inggris, kata ketua Komitenya, Profesor Patrick Sensburg yang dimuat Telegraph edisi 18 Juni 2015. Menurut dia, anggota Komite Parlemen bisa pergi ke pengadilan untuk memaksa pemerintah Angela Merkel untuk mengungkapkan file operasi intelijen bersama Jerman-Inggris.

"Pada akhirnya, kita bisa pergi ke pengadilan tertinggi kami dan meminta mereka untuk memutuskan. Kami memiliki hak sebagai penyelidik parlemen untuk mendapatkan informasi dari pemerintah kita," kata Sensburg. "Tapi saya berharap itu tidak akan datang ke titik tersebut karena itu bukan situasi yang baik untuk mitra kami."

Inggris dilaporkan mengancam akan mengakhiri kerja sama intelijen dengan Jerman jika file operasi intelijen bersama dibuka untuk penyelidikan. Peringatan itu mencerminkan ancaman keamanan terbaru untuk intelijen Inggris setelah para pejabat memperingatkan bahwa Rusia dan Cina telah meretas file rahasia yang dibocorkan oleh whistleblower Edward Snowden. Dugaan peretasan itu memaksa intelijen Inggris, MI6, menarik agennya dari operasi di negara-negara yang berbahaya di seluruh dunia.

Komite Penyelidikan Jerman dibuat tahun lalu setelah pengungkapan Edward Snowden bahwa AS memata-matai ponsel Kanselir Angela Merkel. Namun Jaksa Federal Jerman Jumat 12 Juni 2015 menghentikan penyelidikan kriminal atas kasus itu karena kurangnya bukti. Namun penyelidikan oleh Parlemen Jerman jalan terus, menyelidiki praktik mata-mata pada umumnya.

Sensburg mengatakan pemerintah Jerman sedang berdiskusi dengan Inggris untuk menemukan cara yang dapat diterima untuk berbagi informasi rahasia dengan Komisi Penyelidikan Parlemen. Komite juga menghadapi persoalan yang sama dengan AS saat meminta file operasi bersama Jerman dengan badan intelijen Amerika.

"Saya tidak pernah berharap sebuah truk penuh file dari Kedutaan Besar Inggris tiba di luar kantor saya," kata Sensburg. Ia menyadari pihaknya berhadapan dengan masalah yang menyangkut masalah intelijen dan banyak informasi yang bersifat rahasia. Tapi, kata dia, apakah pembatasan itu berlaku juga terhadap penyelidikan oleh Parlemen yang memiliki tugas memantau pemerintah.

Sensburg menolak untuk mengomentari berita bahwa pemerintah Inggris mengirimkan surat kepada Angela Merkel awal tahun ini yang mengancam akan mengakhiri semua kerjasama intelijen jika file rahasianya diberikan kepada komite penyelidikan "Saya tidak bisa berbicara dengan pemerintah Inggris sebagai ketua komite," katanya, menambahkan bahwa ia mengandalkan kepada pemerintah Jerman untuk sebuah solusi yang dapat diterima Inggris.

Pemerintah Merkel kabarnya mengusulkan pemecahan kebuntuan atas masalah ini, termasuk dengan AS, yaitu dengan menunjuk komisaris khusus untuk membaca file rahasia dari operasi intelijen bersama. Komisaris itu lantas akan melaporkannya kepada anggota parlemen.

Amerika dilaporkan sudah membekukan kerjasama intelijen dengan militer Jerman di Irak selama penyelidikan masalah mata-mata ini. Amerika juga dikabarkan menolak untuk menanggapi permintaan bantuan mencari sandera Jerman di Afghanistan.

TELEGRAPH.CO.UK | ABDUL MANAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abdul Manan

Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus