Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Telepon berdering-dering di kantor Fatah di Ramallah, Tepi Barat, sekitar pukul satu dini hari, Kamis pekan lalu. Terdengar suara seorang laki-laki dari Gaza meminta saran apa yang harus dilakukan, karena markas Fatah di Gaza dikepung milisi Hamas yang siap menembak siapa saja yang ada di dalam markas itu. ”Apakah kami harus menyerah pada Hamas atau melanjutkan bertempur hingga mati?” kata pria itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo