Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Israel dan warga Palestina kembali bentrok akibat masalah penggusuran permukiman warga. Dikutip dari kantor berita Reuters, kali ini penggusuran di kompleks Silwan, Yerusalem Timur, yang menjadi pemicunya. Warga setempat merasa aparat Israel telah bertindak semena-mena dengan mengusir mereka tanpa kedudukan hukum yang jelas.
Bentrokan tersebut tak ayal menghalangi penggusuran yang hendak dilakukan aparat Israel. Mereka hanya berhasil menghancurkan satu bangunan per berita ini ditulis, sebuah toko daging bernama Rumah Potong Harbi Rajabi yang tidak jauh dari lokasi Masjid Al-Aqsa. Adapun sebanyak 13 orang mengalami luka-luka.
"Ada 14 keluarga yang kehidupannya bergantung pada rumah potong tersebut. Kami tidak punya cari lain untuk menyokong keluarga kami," ujar Basit, pemiliki Rumah Potong Harbi Rajabi, Selasa, 29 Juni 2021.
Pemerintah Israel menghancurkan Harbi Rajabi dengan bulldozer yang mereka bawa. Adapun Harbi Rajabi adalah satu dari delapan properti yang dijadwalkan Israel akan dihancurkan sesegera mungkin. Israel menyatakan kedelapan bangunan tersebut berdiri secara ilegal dan akan diubah menjadi ruang terbuka hijau.Lokasi penemuan anting emas berusia ribuan tahun di Yerusalem, Rabu, 8 Agustus 2018. Anting itu ditemukan di Kota Daud, antara Kota Tua dan daerah dekat Palestina bernama Silwan atau dekat dengan kompleks Masjid Al Aqsa. Perhiasan itu berada di dekat kuil-kuil kuno Yahudi. REUTERS/Ammar Awad
Untuk angka total, Israel sudah mengeluarkan surat perintah penghancuran dan penggusuran untuk 20 bangunan di Silwan. Kedua hal tersebut akan dilakukan secara bertahap. Sementata itu, untuk jumlah bangunan yang illegal, Israel mengklaim ada 60 bangunan di Silwan yang memenuhi kriteria tersebut.
Warga Silwan membantah pernyataan Israel. Mereka mengatakan sudah puluhan tahun tinggal di Silwan, bahkan sebelum Yerusalem Timur diambilalih negeri Bintang Daud itu pada tahun 1967. Oleh karenanya, tidak masuk akal Israel mengklaim bangunan-bangunan di Silwan berdiri secara illegal.
"Cucu-cucuku mulai bertanya soal penggsuran dan saya tidak bisa menjawabnya. Mereka masih anak-anak, apa yang bisa kukatakan? memberi tahu mereka rumah akan dihancurkan?" ujar salah satu warga, Nader Abu Diab. Diab menambahkan bahwa sulit mengurus izin pembangunan di Yerusalem Timur karena Israel nyaris tidak pernah memberikannya.AFP/ AHMAD GHARABLI
Deputi Wali Kota Yerusalem Timur, Arieh King, mengklaim pihaknya sudah memberikan waktu kepada warga Silwan untuk segera membereskan bangunannya sendiri. Namun, karena tidak ada yang melaksanakan, maka penghancuran dilakukannya langsung.
"Wilayah Silwan nantinya akan diubah menjadi taman dan bangunan publik...Kaitannya dengan naskah di alkitab menjadikan Silwan sebagai situs bersejarah," ujar King.
Di belahan lain Yerusalem Timur, warga dari permukiman Sheikh Jarrah juga menanti kepastian soal status hunian mereka. Bulan Mei lalu, isu Sheikh Jarrah memicu pertempuran selama belasan hari antara Palestina dan Israel.
Baca juga: Setelah Sheikh Jarrah, Warga Palestina Terancam Digusur Israel dari Silwan
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini