Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Cathay Pacific Airways akan meluncurkan inisiatif untuk meningkatkan bahasa Mandarin dan pemahaman budaya, termasuk mempekerjakan staf kabin dari China daratan, setelah tiga awak dipecat karena diskriminasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengumuman yang dikirim dalam memo internal kepada staf, Senin, 19 Juni 2023, menyebutkan semua awak kabin akan diberikan "pelatihan budaya" dan bahwa Cathay akan meningkatkan cakupan layanan berbahasa Mandarin di antara tim kabin.
Langkah itu dilakukan beberapa minggu setelah Cathay Pacific memecat tiga pramugari menyusul tuduhan bias penumpang terhadap penutur non-Inggris, yang memicu kritik di media pemerintah China.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memperluas kemampuan Putonghua (bahasa Mandarin) kru kami adalah tujuan utama di bawah inisiatif ini, mengingat meningkatnya proporsi pelanggan kami yang berbicara bahasa Putonghua," kata CEO Cathay Ronald Lam dalam memo tersebut.
Insiden diskriminasi pada bulan Mei menjadi viral di platform media sosial China daratan dan memicu semburan kritik dari media pemerintah China dan pejabat pemerintah Hong Kong, termasuk pemimpin John Lee.
Pada saat itu, seorang penumpang dalam penerbangan dari kota Chengdu di China barat daya ke Hong Kong menulis dalam sebuah posting online bahwa pramugari mengeluh di antara mereka sendiri tentang penumpang dalam bahasa Inggris dan Kanton.
Mereka mengatakan pramugari mengolok-olok penumpang yang keliru menyebut karpet alih-alih selimut dalam bahasa Inggris.
"Jika Anda tidak bisa mengatakan selimut dalam bahasa Inggris, Anda tidak bisa memilikinya ... Karpet ada di lantai. Silakan jika Anda ingin berbaring di atasnya," kata seorang pramugari, menurut rekaman yang beredar luas secara online.
Belum ada jelasan dan verifikasi tentang keaslian klip tersebut, namun telah memicu kritik di media sosial.
REUTERS