Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Presiden Prancis Macron Tuding Pemimpin Lebanon Pengkhianat

Presiden Prancis Emmanuel Macron menuding para pemimpin Lebanon mengkhianati janjinya dengan menggagalkan pembentukan pemerintahan..

28 September 2020 | 13.45 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan kerusakan bangunan di lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis, 6 Agustus 2020. Prancis telah mengirimkan dua tim penyelamat untuk membantu proses pencarian korban di antara reruntuhan bangunan. Thibault Camus Pool via REUTERS
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan kerusakan bangunan di lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis, 6 Agustus 2020. Prancis telah mengirimkan dua tim penyelamat untuk membantu proses pencarian korban di antara reruntuhan bangunan. Thibault Camus Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Prancis Emmanuel Macron kemarin menuding para pemimpin Lebanon mengkhianati janji mereka atas kegagalan membentuk pemerintahan akibat krisis ekonomi dan politik berkepanjangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dalam konferensi pers mengenai Lebanon, Macron mengatakan elit politik telah memutuskan untuk mengkhianati kewajiban mereka dan melakukan pengkhianatan bersama dengan menggagalkan pembentukan pemerintahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mereka telah memutuskan untuk mengkhianati komitmen mereka membentuk pemerintahan," kata Macron kepada sejumlah jurnalis.

Macron kemudian mengatakan, dia dipermalukan oleh para pemimpin Lebanon.

"Saya perhatikan pihak berwenang dan kekuatan politik Lebanon lebih memilih kepentingan partisan mereka dan kepentingan individu sehingga merugikan kepentingan umum negara," ujar Macron.

Macron juga menuding Hizbullah, organisasi bersenjata Syiah didukung Iran yang dianggap mengganjal proses pembentukan pemerintahan Lebanon.

"Hizbullah seharusnya tidak berpikir dirinya lebih berkuasa dibandingkan ini. Dia harus menunjukkan bahwa dia menghormati semua rakyat Lebanon. Dan beberapa hari terakhir dia jelas menunjukkan sebaliknya."

Macron yang sudah dua kali mengunjungi Lebanon setelah ledakan 2.750 ton amonium nitrat di pelabuhan Beirut 4 Agustus lalu, kembali mendesak agar warga Lebanon tidak membuang-buang waktu dalam membentuk pemerintahan.

Sabtu lalu, Perdana Menteri Lebanon Mustapha Adib mundur karena tidak dapat membentuk pemerintahan reformasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus