Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pria Penerima Ginjal Babi Pertama di Dunia Akhirnya Meninggal

Seorang pria penerima transplantasi ginjal babi pertama di dunia meninggal setelah dua bulan operasi pencangkokan. Apa sebabnya?

13 Mei 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria berusia 62 tahun, Richard Slayman, telah membuat sejarah dengan menerima transplantasi ginjal babi hasil rekayasa genetika pertama di dunia pada Maret lalu. Dua bulan setelah transplantasi tersebut, Slayman tak mampu bertahan hingga akhirnya meninggal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Slayman menjalani operasi cangkok ginjal babi selama empat jam dan sukses di Rumah Sakit Umum Massachusetts. Dia keluar dari rumah sakit selang dua pekan kemudian pada April.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun penyebab kematian mendadaknya masih belum diketahui, rumah sakit telah memastikan bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya dengan transplantasi ginjal babi yang diterimanya.

“Tim transplantasi Mass General sangat sedih atas meninggalnya Mr. Rick Slayman secara tiba-tiba. Kami tidak memiliki indikasi bahwa itu adalah hasil transplantasinya baru-baru ini,” kata Rumah Sakit Umum Massachusetts dalam sebuah pernyataan.

Richard Slayman, penduduk Weymouth, Massachusetts, telah berjuang melawan diabetes tipe 2 dan hipertensi selama bertahun-tahun sebelum menerima transplantasi. Sebelum melakukan terobosan transplantasi ginjal babi, Slayman memiliki sejarah panjang dalam menangani diabetes tipe 2 dan hipertensi. 

Dia juga mengandalkan cuci darah selama beberapa tahun sebelum menerima transplantasi ginjal manusia pada bulan Desember 2018, yang dilakukan oleh tim Rumah Sakit Umum Massachusetts yang sama. 

Sayangnya, ginjal yang ditransplantasikan dari donor manusia berfungsi sekitar lima tahun sebelum menunjukkan tanda-tanda penolakan. Pada Mei 2023, Slayman harus kembali menjalani perawatan dialisis, yang berdampak signifikan terhadap kualitas hidupnya, menurut rumah sakit.

“Tuan Slayman selamanya akan dilihat sebagai mercusuar harapan bagi banyak pasien transplantasi di seluruh dunia dan kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan kesediaannya untuk memajukan bidang xenotransplantasi. Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih Tuan Slayman selama mereka mengingatnya. Orang luar biasa yang kemurahan hati dan kebaikannya menyentuh semua orang yang mengenalnya," demikian bunyi pernyataan rumah sakit.

Ginjal yang digunakan dalam transplantasi berasal dari eGenesis, sebuah perusahaan farmasi yang berbasis di Cambridge. Organ pionir ini diambil dari babi yang dimodifikasi secara genetik menggunakan teknologi CRISPR-Cas9. Menurut Rumah Sakit Umum Massachusetts, proses modifikasi tersebut melibatkan penghilangan gen babi yang tidak kompatibel dan memperkenalkan gen manusia tertentu untuk meningkatkan kompatibilitas dengan tubuh penerima.

Keluarga Slayman mengungkapkan bahwa salah satu kekuatan pendorong di balik transplantasi adalah keinginan untuk menawarkan harapan kepada banyak orang yang berjuang melawan kegagalan organ tahap akhir dan sangat menunggu transplantasi yang dapat menyelamatkan nyawa. 

“Rick mencapai tujuan tersebut dan harapan serta optimismenya akan bertahan selamanya. Warisannya akan menginspirasi pasien, peneliti, dan profesional perawatan kesehatan di mana pun.”

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus