Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dilansir Al Arabiya mengkritik penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan negaranya bersalah atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH17. Penembakan terhadap pesawat ini di atas udara Ukraina menewaskan seluruh 298 penumpang dan awak pada 2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan 38 warga negara Australia dan 196 warga negara Belanda di dalam pesawat tersebut ketika jatuh, kedua pemerintah meminta Rusia untuk bertanggung jawab atas insiden tersebut dan membayar ganti rugi. Namun, Rusia secara konsisten membantah terlibat dalam jatuhnya pesawat tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Moskow pada Rabu, Putin menyerukan "penyelidikan menyeluruh dan komprehensif yang bebas dari pengaruh politik."
Ia mengatakan Kremlin siap untuk terlibat dengan organisasi yang dianggapnya tidak memihak, menurut Anwar.
Dalam putusan pertama semacam ini, dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pekan ini menyetujui klaim yang diajukan oleh Australia dan Belanda bahwa Rusia menembak jatuh pesawat penumpang Malaysia, dengan mengatakan tuduhan tersebut "didasarkan pada fakta dan hukum."
Dengan melakukan hal itu, Rusia "gagal menegakkan kewajibannya berdasarkan hukum udara internasional," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Kremlin segera menolak putusan tersebut, menyebutnya "bias."
Putin membantah klaim bahwa Rusia enggan bekerja sama dan siap untuk penyelidikan yang "lebih kredibel atau berwibawa", kata Anwar kepada wartawan pada Rabu di Moskow, tempat ia melakukan kunjungan resmi.
Kasus tersebut berpusat pada tuduhan bahwa pada 17 Juli 2014,
Rusia menggunakan rudal permukaan-ke-udara di atas Ukraina timur untuk menjatuhkan pesawat tersebut, yang merupakan pelanggaran Konvensi Penerbangan Sipil Internasional, yang melarang negara-negara "menggunakan senjata terhadap pesawat sipil dalam penerbangan."
Dalam beberapa pekan mendatang, dewan ICAO akan mempertimbangkan bentuk ganti rugi apa yang sesuai. Anwar mengatakan bahwa ini adalah “kesempatan yang tepat untuk mencari klarifikasi” dari pemerintah Rusia.
“Malaysia terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan melalui proses yang independen dan adil, dengan kerja sama dari semua pihak terkait,” kata Anwar.
“Malaysia tetap teguh dalam memastikan akuntabilitas dan penyelesaian yang adil bagi para korban dan keluarga mereka yang terus menanggung beban tragedi ini.”
Jatuhnya MH17 di atas Ukraina dan hilangnya MH370 pada tahun yang sama telah menimbulkan konsekuensi finansial yang parah bagi Malaysia Airlines. Ini menyebabkan anjloknya harga saham yang akhirnya membuat perusahaan tersebut dihapus dari bursa saham Kuala Lumpur.
Malaysia Aviation Group, perusahaan induk Malaysia Airlines, kini dimiliki oleh dana kekayaan negara Khazanah Nasional Bhd.
Dana Investasi Langsung Rusia sedang berunding dengan Khazanah mengenai kemungkinan mendirikan Dana Investasi Rusia-Malaysia, kata Kepala Eksekutif RDIF Kirill Dmitriev, yang juga utusan Putin, di Telegram.
Secara terpisah, Menteri Energi Rusia Sergey Tsivilev mengatakan pada Rabu bahwa negaranya sedang membahas investasi dalam infrastruktur gas Malaysia dan mengusulkan perdagangan gas, Interfax melaporkan.
Anwar juga mengundang Putin untuk mengunjungi Malaysia selama KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Oktober, menurut Interfax. Malaysia saat ini menjadi ketua blok yang beranggotakan 10 negara tersebut. Anwar dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Kazan dari Moskow pada Kamis.