Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik restoran Riverside Titiporn Jutimanon yakin bahwa banjir di Thailand bisa menjadi akhir dari bisnis yang sudah merugi akibat pandemi COVID-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, dengan naiknya arus sungai Chao Phraya minggu ini, ternyata membawa berkah tersendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Alih-alih tutup karena banjir, restoran Titiporn menjadi viral di Thailand. Restoran itu tetap buka untuk pelanggan yang menikmati santapan disertai sensasi menghindari derasnya air saat kapal lewat.
"Pelanggan sangat menyukai ombak," kata Titiporn, yang mengelola Kafe Antik Chao Phraya di Nonthaburi, utara Bangkok, dikutip dari Reuters, 11 Oktober 2021.
"Apa yang saya pikir akan menjadi krisis berubah menjadi peluang," ujarnya.
Video restoran Titiporn yang viral di media sosial memperlihatkan pelanggan duduk di kursi yang basah kuyup, mengambil sesuap makanan saat perahu panjang melintas, lalu menyingkir saat ombak menerjang.
Seperti usaha makanan Thailand lain, restoran Titiporn terpaksa ditutup selama lockdown COVID-19, tetapi dia senang memutuskan tetap buka untuk meski kebanjiran.
"Mereka tidak hanya menyukai suasana dan daging babi panggang, atau pemandangan matahari terbenam... banjir menjadi faktor unik tambahan," kata Titiporn.
"Saya merasa sangat beruntung pelanggan menyukainya, banjir bukanlah tantangan bagi mereka untuk datang."
Pelanggan bersorak dan tertawa saat bangku kayu mereka terhempas oleh air.
"Ini tantangan yang menyenangkan - Anda tidak tahu apakah Anda akan hanyut di suatu tempat saat makan," canda pelanggan Jetdanai Boonrod, 30 tahun.
Sekitar 30 provinsi utara dan tengah Thailand dilanda banjir dalam beberapa pekan terakhir, meningkatkan ketinggian sungai terkenal yang mengalir melalui Bangkok.
REUTERS