Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Batalion keempat sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf Rusia telah disiagakan di Crimea dekat perbatasan dengan Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hari ini, di Dzhankoy, unit sistem pertahanan rudal udara S-400 Triumph ... diaktifkan untuk menjamin pertahanan udara Crimea," tegas Kepala Departemen Informasi Armada Laut Hitam Rusia Alexey Rulev, dilaporkan dari Sputniknews, 30 November 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah ini adalah tanggapan darurat militer Ukraina setelah insiden penyitaan kapal perang Ukraina beserta awak oleh Rusia, setelah menyeberang ke perbatasan Rusia secara ilegal di Selat Kerch.
Sistem pertahanan udara Rusia S-400.[Sputniknews]
Rusia mengklaim tiga kapal Ukraina telah memprovokasi AL mereka setelah ilegal melintasi perbatasan maritim Rusia dan berlayar menuju Selat Kerch, pintu masuk ke Laut Azov. Kapal-kapal itu disita oleh Rusia setelah tidak menanggapi tembakan peringatan Rusia.
Sebagai tanggapan atas insiden itu, Presiden Ukraina Petro Poroshenko menandatangani sebuah dekrit yang secara resmi mengumumkan darurat militer di sejumlah wilayah Ukraina yang terletak di perbatasan Rusia serta pantai Laut Hitam dan Laut Azov selama 30 hari.
Kapal penjaga pantai Rusia menahan tiga kapal Ukraina di Selat Kerch, Laut Azov, yang terletak dekat Crimea, pada Ahad, 25 November 2018.
Sebelumnya pada September, sumber pemerintah melaporkan bahwa batalion keempat S-400 akan dikerahkan ke Crimea dekat kota Dzhankoy, sementara Armada Laut Hitam Rusia mengatakan bahwa batalion ketiga S-400 dimasukkan ke dalam dinas aktif, di kota Crimea, Yevpatoria.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengecam rencana Rusia yang mengerahkan batalion rudal pertahanan udara S-400 ke semenanjung Crimea.
Olexiy Makeyev, Direktur Politik Kementerian Luar Negeri Ukraina, mengatakan kepada Al Jazeera pemasangan S-400 sangat berbahaya tidak hanya untuk Ukraina tetapi seluruh wilayah Laut Hitam.
"Jangkauan operasional sistem hingga 400 kilometer sehingga menempatkan semua negara di sekitar wilayah Laut Hitam, termasuk anggota NATO di bawah ancaman serangan. Kami tahu bahwa rudal S-400 Rusia juga dapat digunakan untuk target darat," tegas Makeyev.