Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mekah - Setelah dilanda badai pasir, hujan es dengan angin kencang melanda Kota Suci Makkah Al Mukarammah, Jumat, 11 September 2015. Hujan es dalam bentuk butiran kecil itu juga diwarnai suara gemuruh sejak pukul 17.10 waktu Arab Saudi atau pukul 21.10 WIB.
Tidak hanya butiran es dan angin kencang, hujan deras tersebut juga membawa debu yang membuat meja kerja di Kantor Misi Haji Indonesia di Mekah menjadi kotor. "Kejadian seperti ini jarang terjadi selama ini," kata Syaiful, mukimin warga negara Indonesia yang sudah 12 tahun tinggal di Mekah bersama keluarganya.
Ahmad Abdullah Yunus, Kepala Seksi Katering Daker Mekah yang pernah tinggal di Jeddah, menuturkan, "Biasanya orang Arab khawatir kalau turun hujan," tuturnya.
Hujan yang jarang terjadi di Arab Saudi membuat negeri itu tidak siap mengantisipasi air yang turun deras dari langit. Tahun 2010, Mekah dan Jeddah pernah dilanda banjir yang menimbulkan korban jiwa. Sampai berita ini ditulis, hujan masih turun deras dengan gemuruh yang terus menggelegar disertai angin kencang.
Badai pasir sendiri melanda sejumlah kota di Arab Saudi pada Selasa, 8 September 2015. Meski tak terlalu terasa di Mekah atau Madinah, badai pasir menyebabkan dua penerbangan yang membawa jemaah dari Tanah Air terpaksa dialihkan ke Madinah.
Di Mekah, ketika terjadi badai pasir sekitar pukul 18.20 waktu Arab Saudi, terasa angin yang sangat kencang disertai debu dan sampah yang beterbangan di jalan. Bahkan sejumlah pengendara mobil terpaksa melambatkan laju kendaraan mereka.
Mengingat badai pasir merupakan fenomena alam yang bisa terulang di tengah perubahan musim semi di Arab Saudi, warga Indonesia yang berhaji diimbau membawa masker untuk mengantisipasi pasir dan debu. Warga juga diminta mencari tempat perlindungan terdekat, seperti toko, hotel, atau mal.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini