Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia memutuskan melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah, mulai 1 Maret 2021. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan Malaysia, Mohd Radzi Md Jidin yang juga mengatakan bahwa kembali siswa ke sekolah akan berlangsung bertahap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Siswa pra-sekolah, SD kelas 1, dan SD kelas 2 akan mendapat giliran masuk terlebih dulu. Sepekan kemudian, 8 Maret, baru giliran siswa-siswa dari kelas yang tersisa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Untuk sekolah menengah, semua tingkatan akan bersekolah pada 4 April atau 5 April tergantung negara bagian," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 19 Februari 2021.
Siswa yang berada di Johor, Kedah, Kelantan, dan Terengganu akan belajar di ruang kelas pada 4 April. Sementara itu, untuk sisanya, mulai bersekolah pada 5 April. "Tanggalnya berlaku untuk semua sekolah negeri dan swasta yang terdaftar di kementerian," ujar Mohd Radzi.
Mohd Radzi menjelaskan, anak-anak pra-sekolah dan SD dijadwalkan kembali ke kelas lebih awal agar para guru dapat beradaptasi dengan standar operasional prosedur (SOP) yang baru. Mereka harus memastikan protokol kesehatan COVID-19 tetap dipatuhi di sekolah.
"Ini juga memungkinkan guru dan orang tua untuk menemukan cara terbaik menangani pembubaran di penghujung hari sekolah," kata dia.
Perihal kenapa siswa sekolah menengah baru diizinkan masuk pada bulan April atau sebulan kemudian, Mohd Radzi menyebutnya karena masalah logisitik. Hal itu berkaitan dengan ujian Sijil Pelajaran Malasyia (SPM)
Sedangkan siswa menengah diizinkan masuk ruang kelas pada pekan pertama April karena masalah logistik. Hal itu berkaitan dengan ujian Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) pada 22 Februari hingga 25 Maret. Menurut Mohd Radzi, ujian diperkirakan akan membutuhkan lebih banyak ruang setelah ditunda sejak tahun lalu.
"SOP-nya sangat rinci dan ketat untuk memastikan anak-anak kita yang akan mengikuti SPM dapat melakukannya dengan aman dan tenang," ujarnya.
Per berita ini ditulis, Malaysia tercatat memiliki 277 ribu kasus dan 1043 kematian akibat virus Corona. Dalam 24 jam terakhir, jumlah kasus dan kematian di sana berambah 2.936 dan 1.043.
FRISKI RIANA | ISTMAN MP| CHANNEL NEWS ASIA