Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bendera biru dan kuning Ukraina berkibar di atas toko kelontong yang hancur dan jasad tentara Rusia terlihat di jalan desa Neskuchne, demikian laporan wartawan Reuters, Selasa, 13 Juni 2023. Ini merupakan kemajuan terbesar Ukraina selama tujuh bulan melawan invasi Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tidak ada satu pun penduduk yang dapat ditemukan di Neskuchne, salah satu dari sekelompok pemukiman di sungai Mokry Yali yang menurut Ukraina telah direbut pasukannya sejak serangan balasan mereka dimulai dengan gerakan maju terus ke selatan ke wilayah yang dikuasai Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pasukan Ukraina melewati jalan berlumpur di belakang tank dan truk pick-up. Sebuah pesawat perang terbang di atas kepala, menembakkan suar.
"Tiga hari lalu pasukan Rusia masih di sini. Kami mengejar mereka keluar dari Neskuchne. Kemenangan bagi Ukraina," kata Artem, anggota unit pertahanan teritorial Ukraina, yang tidak memberikan nama belakang.
Sebagian besar bangunan satu dan dua lantai di desa itu, yang berpenduduk beberapa ratus orang sebelum invasi, hampir semuanya telah rusak. Pemandangan itu hening, kecuali gemuruh tembakan artileri di kejauhan.
Menurut Reuters, setidaknya tiga tentara Rusia tewas tergeletak di jalan, termasuk satu yang tubuhnya berada dekat kendaraan militer Rusia yang ditinggalkan. Artem mengatakan pasukan Ukraina yang bergerak maju menyaksikan dari pesawat tak berawak ketika rekan-rekannya awalnya mencoba mengevakuasi dia, namun kemudian meninggalkannya.
Lokasi desa tersebut kira-kira 90 km barat daya kota Donetsk, salah satu dari beberapa wilayah yang dikuasai Rusia.
Di Washington, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat dia bertemu dengan Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dukungan aliansi militer ke Ukraina membuat perbedaan di medan perang.
"Ini masih hari-hari awal, tetapi yang kami tahu adalah bahwa semakin banyak wilayah dapat dibebaskan oleh Ukraina, semakin kuat tangan mereka di meja perundingan," kata Stoltenberg.
Putin: Belum Perlu Mobilisasi Militer
Rusia belum mengakui keberhasilan Ukraina dalam serangan balasan. Presiden Vladimir Putin mengatakan, saat ini dia melihat tidak perlu mobilisasi baru pasukan untuk menghadapi serangan balasan Ukraina yang diluncurkan minggu lalu.
"Tidak ada kebutuhan seperti itu hari ini," kata Putin pada pertemuan koresponden perang Rusia dan blogger militer yang disiarkan televisi ketika ditanya tentang mobilisasi lain. Namun dia menambahkan bahwa itu semua tergantung pada apa yang ingin dicapai Rusia dalam "operasi militer khusus" di Ukraina.
Lebih dari 15 bulan sejak Putin mengirim pasukan ke Ukraina, pasukan Rusia dan Ukraina masih bertempur di garis depan sepanjang 1.000 km, meskipun jauh dari ibu kota Kyiv.
Pasukan Rusia mencoba, dan gagal, merebut Kyiv setelah invasi dimulai pada 24 Februari tahun lalu.
Dalam komentar yang ditayangkan di siaran TV negara Rusia, Putin mengatakan dia menghadapi pertanyaan yang hanya bisa dia jawab - haruskah Rusia mencoba merebut Kyiv lagi?
Sekali lagi pada hari Selasa Putin mengancam akan menarik Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, yang dirancang untuk meredakan krisis pangan global akibat invasi tersebut, dengan mengatakan bahwa Barat telah menipu Moskow. Rusia dan Ukraina sama-sama pengekspor pertanian utama.
"Kami sedang berpikir untuk keluar dari kesepakatan biji-bijian ini sekarang," kata Putin dalam pertemuan tersebut. "Sayangnya, kami sekali lagi ditipu - tidak ada yang dilakukan dalam hal meliberalisasi pasokan biji-bijian kami ke pasar luar negeri."
Kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turki akan berakhir pada 17 Juli kecuali Rusia setuju untuk memperpanjangnya.
REUTERS