Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

UNRWA: Anak-anak di Gaza Habiskan hingga 8 jam Sehari Kumpulkan Makanan

Fasilitas sanitasi dan infrastruktur rusak parah, memaksa ribuan keluarga dan anak-anak mengandalkan air laut untuk mencuci, mandi, dan bahkan minum

7 Juli 2024 | 20.45 WIB

Anak-anak Palestina berkumpul untuk menerima makanan yang dimasak oleh dapur amal, di tengah kelangkaan pangan saat konflik Israel-Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 26 Juni 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Perbesar
Anak-anak Palestina berkumpul untuk menerima makanan yang dimasak oleh dapur amal, di tengah kelangkaan pangan saat konflik Israel-Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 26 Juni 2024. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) lewat unggahan di media sosialnya pada Sabtu, 6 Juli 2024, menyebut akibat agresi berkelanjutan Israel di Jalur Gaza, anak-anak di wilayah konflik itu menghabiskan waktu hingga 8 jam sehari hanya untuk mendapatkan makanan dan air bersih. Anak-anak di Gaza bisa menghabiskan 6—8 jam sehari mengumpulkan air dan makanan, bahkan mereka harus membawa beban berat dan berjalan jauh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Fasilitas sanitasi dan infrastruktur rusak parah, sehingga memaksa ribuan keluarga mengandalkan air laut untuk mencuci, mandi, dan bahkan minum,” kata badan PBB tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Israel tak kunjung menghentikan penyerbuan ke Jalur Gaza meski Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel, melalui putusannya yang bersifat mengikat, untuk menghentikan serangan di Rafah yang diduga melanggar Konvensi Genosida. Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan setidaknya 38.089 warga Palestina dan melukai lebih dari 87.705 lainnya.

Selain itu, setidaknya 10 ribu orang masih belum diketahui nasibnya dan diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat bom Israel. Organisasi internasional dan Palestina menyebut sebagian besar korban yang tewas dan cedera adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi Israel juga menyebabkan hampir dua juta warga Palestina terusir dari tempat tinggalnya, sehingga menyebabkan eksodus pengungsi Palestina terbesar sejak tragedi Nakba pada 1948. Sebagian besar dari mereka terpaksa mengungsi di kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

Terbaru, setidaknya 16 orang tewas dalam sebuah serangan Israel di Gaza tengah ke sebuah sekolah yang dijadikan tempat pengungsian oleh keluarga-keluarga Palestina pada Sabtu, 6 Juli 2024. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel itu mengincar militan.

Serangan Israel kemarin persisnya menyerang sekolah di Al-Nuseirat. Selain korban tewas, lebih dari 50 orang mengalami luka-luka dalam serangan itu.    


Sumber: WAFA-OANA

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus