Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, DALLAS—Gayle Nix Jackson menggugat pemerintah Amerika Serikat atas hilangnya rekaman video amatir pembunuhan Presiden John F. Kennedy. Gugatan itu dilayangkan sehari sebelum perayaan 52 tahun terbunuhnya sang presiden. Pada 22 November 1963, ayah perempuan, Orville Nix, itu tanpa sengaja merekam peristiwa pembunuhan Presiden itu di Daeley Plaza dengan kamera 8 mm miliknya.
Sang ayah menjual video amatir itu ke agensi berita UPI senilai US$ 5.000 pada 1963 dengan perjanjian bahwa video itu akan dikembalikan setelah 25 tahun. Namun selama masa itu, rekaman asli video tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika Serikat dan kantor-kantor yang menyelidiki pembunuhan tersebut.
Dalam gugatan itu, disebutkan bahwa video tersebut terakhir kali dipegang oleh House Select Committee on Assassinations pada 1978. “Namun hingga saat ini, tidak ada yang tahu di mana rekaman asli tersebut,” tulis Reuters mengutip gugatan itu, Senin, 22 November 2015. Menurut pengacaranya, Athan Tsimpedes, Jackson menggugat setelah Arsip Nasional tahun ini menyampaikan pada keluarganya bahwa pemerintah tidak memiliki rekaman viseo amatir asli tersebut ataupun rantai kepemilikannya.
Selain Orville Jackson, pembunuhan JFK juga pernah direkam oleh video amatir Abraham Zapruder. Bedanya, video amatir Zapruder direkam dari sisi yang berlawanan dengan Jackson. Pada 1999 lalu, Pemerintah Amerika Serikat membeli rekaman video amatir dari pewaris Zapruder dengan nilai US$ 16 juta. Jackson menyebutkan fakta ini dalam gugatannya. “Menurut Warren Commision, rekaman Nix sama pentingnya dengan rekaman Zapruder. Hanya saya publik tidak memahami signifikansinya.”
Rekaman itu menunjukkan saat peluru mengenai sang presiden dan Jacqualine Kennedy keluar dari Limo. Gayle Nix Jackson sendiri telah berusaha memperoleh kembali rekaman asli video amatir yang direkam ayahnya sejak beberapa tahun lalu. Dia sempat secara terbuka menyatakan bahwa rekaman itu dapat digunakan untuk mengetahui adanya penembak kedua yang terlibat dalam pembunuhan itu.
AMANDRA | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini