Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswa program doktor bernama Ilke Cide bercerita saat terjadi gempa di Turki pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia sedang berada di wilayah Guzelbahce, Izmir, saat gempa terjadi. Dia melihat air laut mulai mengalir ke darat. Cide lalu bergegas pergi ke daerah yang lebih tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya sudah terbiasa dengan gempa bumi. Jadi saya tidak terlalu menganggap gempa kemarin secara serius pada awalnya. Namun, belakangan gempa itu terasa menakutkan,” kata Cide, yang mengatakan gempa bumi kemarin berlangsung selama 25-30 detik seperti dilansir Reuters pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Turki berada di wilayah rawan gempa. Sekitar 17 ribu warga meninggal pada Agustus 1999 saat gempa berkekuatan 7,6 magnitudo mengguncang Kota Izmit, yang terletak di tenggara Kota Istanbul.
Pada 2011, gempa yang terjadi di Kota Van di sebelah timur negara itu menewaskan sekitar lima ratus orang. Gempa yang terjadi pada Jumat kemarin itu juga mengguncang sebagian wilayah Yunani.
Wali Kota Seferihisar, Izmir, Ismail Yetiskin, mengatakan level permukaan air laut sempat naik akibat gempa. Dia menyebut itu mengindikasikan terjadinya gelombang tsunami kecil.
Sejumlah foto di sosial media menunjukkan sejumlah barang seperti kulkas, kursi dan meja mengapung akibat banjir pasca gempa.
Media TRT Haber menunjukkan sejumlah mobil di Kota Seresihisar hanyut akibat banjir pasca gempa bumi.
Menurut Idil Gungor, yang mengelola hotel di distrik Seferihisar, Izmir, Turki, mengatakan warga mulai membersihkan puing dan rumah mereka pasca banjir akibat gempa seperti dilansir media NTV. Gungor mengatakan sejumlah ikan terdampar di kebun hotel, yang terletak sekitar 50 meter dari tepi pantai.
Sumber