Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Warga Uruguay Antre Mendaftar untuk Konsumsi Ganja

Warga Uruguay menjadi warga pertama di dunia yang mendaftarkan diri untuk membeli ganja yang disediakan pemerintah untuk kebutuhan rekreasional.

3 Mei 2017 | 15.44 WIB

Seorang wanita mendaftarkan diri sebagai pembeli ganja di kantor pos negara di Montevideo. AFP PHOTO
Perbesar
Seorang wanita mendaftarkan diri sebagai pembeli ganja di kantor pos negara di Montevideo. AFP PHOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Montevideo— Warga Uruguay menjadi warga pertama di dunia yang mendaftarkan diri untuk membeli ganja yang disediakan pemerintah untuk kebutuhan rekreasional.


Seperti dilansir AFP, Selasa 2 Mei 2017, negeri kecil di Amerika Selatan ini adalah negara pertama di dunia yang melegalkan ganja mulai dari proses produksi hingga penjualan.


Baca: Uruguay, Negara Pertama di Dunia yang Jual Ganja di Apotek


Hal ini berbeda dengan Belanda yang hanya mengizinkan konsumsi ganja di kafe maupun negara-negara lain yang mengizinkan penggunaan ganja secara terbatas.


Setelah diizinkan pemerintah menanam ganja di rumah dan mengisapnya di kafe-kafe mulai 1 Juli mendatang, dalam waktu beberapa pekan ke depan warga Uruguay bisa mendapatkan ganja dari apotek sama seperti mereka membeli pil aspirin atau obat-obatan lain.


"Ini adalah langkah luar biasa yang saya rasakan sebagai warga negara," kata Marcos Ferreira, 41 tahun, seorang warga yang ingin mendaftar sebagai konsumen ganja di sebuah kantor pos di Montevideo.


"Uruguay sedang berinovasi, dan kita lihat apa hasilnya," ujar Ferreira yang bekerja di sektor pariwisata.


Baca: Uruguay Bersiap Legalkan Ganja


Langkah pemerintah ini adalah yang terbaru dalam mengimplementasikan undang-undang pada 2013 yang melegalkan seluruh proses produksi, penjualan, dan konsumi mariyuana.


Pembeli harus mendaftar dan memasukkan sidik jari mereka. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar mereka tidak melampaui batas maksimum pembelian 40 gram sebulan.


Dengan mendaftarkan diri mereka, para konsumen dapat membeli paket yang dijual 5 dan 10 gram. Satu gram ganja dihargai 1,30 dolar AS atau sekitar Rp 17.000, kata sekretaris jenderal Dewan Obat-obatan Nasional Diego Olivera.


Baca: Uruguay Mulai Terapkan UU Pelegalan Ganja


Sementara itu, pemerintah juga menanam ganja yang akan dijual kepada masyarakat di sebuah kebun rahasia di dekat ibu kota yang pengelolaannya diserahkan kepada pengusaha swasta.


Sejauh ini pemerintah Uruguay telah mengumpulkan 400 kilogram ganja yang dirpoduksi dua perusahaan. Namun jumlah ini jauh dari kebutuhan konsumen ganja yang mencapai 150 ribu orang.


Ketua Dewan Obat-obatan Nasional Juan Andres Roballo, yang juga adalah penasihat presiden, mengatakan, penjualan ganja di apotek diperkirakan akan dimulai pada pekan pertama Juli.


Sejumlah politisi masih menentang undang-undang legalisasi ganja yang diloloskan semasa pemerintahan Presiden Jose Mujica yang berhaluan kiri.


Bahkan dalam jajak pendapat saat itu, dua pertiga warga Uruguay menolak undang-undang legalisasi ganja tersebut.


THE TELEGRAPH | AFP | RT | SITA PLANASARI AQUADINI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sita Planasari

Sita Planasari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus