Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hitung-hitungan itu sudah dirancang Sanusi Putra sejak dua tahun silam. Sanusi (nama asli disamarkan), pengusaha percetakan asal Jakarta, adalah wajah lama dalam bisnis surat suara pemilu. Meraup laba menggiurkan dalam Pemilu 1999—sekitar 50 persen dari harga produksi—ia bertekad merebut kembali untung serupa pada pemilu kali ini. Pengalaman mengajarkan kepada Sanusi, di antara aneka logistik pemilu (tinta, kotak, film), surat suara adalah "primadona". Komponen ini menyerap bujet paling besar saban pemilu, juga pada pemilu kali ini yang akan dilangsungkan pada 5 April 2004. Dan biasanya menyumbang untung yang besar pula.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo