Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Berita Tempo Plus

Otoritarianisme Berjubah Demokrasi

Sukidi

Sukidi

Pemikir kebinekaan

Demokrasi Indonesia hampir mati karena pemimpin populis berkuasa secara otoriter. Demokrasi mati dalam sistem yang demokratis.

29 Desember 2024 | 08.30 WIB

Ilustrasi: Alvin Siregar
Perbesar
Ilustrasi: Alvin Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Demokrasi Indonesia mati dalam sistem demokratis pemilihan langsung.

  • Demokrasi mati karena penguasa memakai hukum dan instrumen negara cawe-cawe dalam politik.

  • Gerakan masyarakat sipil perlu menyadarkan publik bahwa demokrasi di ambang kematian jika supremasi hukum buyar.

TAHUN 2024 layak dikenang sebagai tahun kematian demokrasi. Demokrasi mati justru di tangan presiden yang terpilih melalui instrumen demokrasi. Kematian demokrasi dimulai dengan kepemimpinan presiden otoriter populis. Ia mempertahankan demokrasi tak lebih sebagai jubah—the veneer of democracy—bagi keberlangsungan populisme otoritarian yang destruktif. Ia melegitimasi gaya pemerintahannya yang populis sambil berperilaku otoriter untuk membunuh norma demokrasi yang tak tertulis.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus