Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendapat

Peperangan Terbesar Para Avengers

Ini adalah bagian pertama dari dua bagian film final kumpulan superhero Avengers yang menghadapi raksasa Thanos yang luar biasa sakti. Gelap dan keji, bisakah dia dikalahkan?

1 Mei 2018 | 16.32 WIB

Spiderman, Iron Man, Drax, Stra Lord, dan Mantis, dalam cuplikan filmAvengers: Infinity War. Para pahlawan super Marvel bersatu untuk mengalahkan Thanos yang mengumpulkan infinity stones, enam batu keabadian yang terbentuk lewat ledakan Big Bang.  (Marvel Studios via AP)
Perbesar
Spiderman, Iron Man, Drax, Stra Lord, dan Mantis, dalam cuplikan filmAvengers: Infinity War. Para pahlawan super Marvel bersatu untuk mengalahkan Thanos yang mengumpulkan infinity stones, enam batu keabadian yang terbentuk lewat ledakan Big Bang. (Marvel Studios via AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

AVENGERS: INFINITY WAR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sutradara   : Anthony dan Joe Russo    

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Skenario    : Christopher Markus dan Stephen McFeely

Pemain       : Robert Downey Jr., Chris Hemsworth, Mark Ruffalo, Chris Evans, Scarlett Johansson, Benedict Cumberbatch, Tom Holland, Chadwick Boseman, Zoe Saldana, Tom Hiddleston, Paul Bettany, Elizabeth Olsen,  Benedict Wong, Gwyneth Paltrow, Josh Brolin, Chris Pratt.

Bagi generasi saya, semua peperangan besar di dunia fantasi selalu mengingatkan pada Bharata Yudha, apakah itu dunia Harry Potter yang pada babak akhir menampilkan peperangan terbesar di dunia penyihir dahsyat; apakah itu dunia Star Wars pada episode Revenge of the Sith di mana akhirnya kita mengetahui asal muasal Darth Vader dan peperangan para sepuh sakti seperti Yoda yang spektakuler.

Dan tentu saja ketika jagat Marvel merasa sudah harus ‘menyelesaikan’ satu fase dari kelompok Avengers, maka kita juga harus siap dengan rumus-rumus Bharata Yudha: si Jahat akan luar biasa keji dan sangat sakti; sedangkan si Baik akan mengalami kekalahan sesaat yang memakan banyak korban orang-orang yang kita sayangi, yang kemudian akan membangkitkan sekawanan Baik itu untuk menggempur si Jahat.

Itu rumusan yang selalu berlaku pada kisah Bharata Yudha dalam berbagai versi. Seberapapun kita siap, tetap saja kita berduka ketika Dumbledore tewas di dunia Hogwart Harry Potter seperti halnya kita harus menguatkan diri dan mempersiapkan perpisahan pada (sebagian) superhero anggota Avengers.Okoye, Black Panther, Captain America, Black Widow, dan Bucky, dalam potongan film Avengers: Infinity War. Lebih dari 20 karakter pahlawan ada di film Avengers: Infinity War yang berkumpul untuk melawan Thanos, makhluk ungu raksasa dari Titan. (Chuck Zlotnick/Marvel Studios via AP)

Tetapi tunggu dulu. Rupanya duo sutradara Russo ingin menunda kepedihan itu. Film ini  terbagi dua. Jadi para penonton seperti tertegun mencoba menata perasaan: apakah mereka harus bersedih, berduka, sengsara karena baru saja menyaksikan adegan akhir yang spektakuler sekaligus kelam atau harus bersabar hingga menanti ‘takdir’ Avengers pada belahan film berikut?

Ringkasnya begini (tanpa menguraikan spoiler): Si Jahat adalah Thanos yang sakti berkulit ungu, berdagu lebar dan bersuara murung. Thanos (diperankan dengan baik oleh Josh Brolin) bercita-cita mengumpulkan enam batu permata sakti yang akan membuatnya menjelma menjadi mahluk paling sakti dan berkuasa di seluruh jagat (bukan hanya bumi). Sementara si Baik adalah seluruh anggota Avengers lengkap dengan para pendukung, sahabat dan bahkan anak-anak angkat Thanos, Gamora (Zoe Zaldana) dan Nebula  (Karen Gillan) yang sudah lama membenci sang Bapak.

Plotnya sependek itu; tetapi film superhero memang bukan tentang “apa”, melainkan  tentang “bagaimana”. Ditambah lagi embel-embel bahwa film ini adalah akhir sebuah era, maka jauh sebelum film ini beredar , sudah dipastikan film ini akan heboh menghadapi bludakan penonton.

Tentu saja sejak awal kita sudah harus siap beberapa hal. Untuk tema ini, Duo Russo harus memasukkan sekitar 30 pemain (superhero dan para sahabatnya) dalam waktu dua jam 29 menit. Artinya tidak setiap superhero mendapatkan porsi yang sama. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok, bercampur-baur dengan anggota  Guardians of the Galaxy dan beberapa tambahan tokoh baru yang akan menyenangkan bagi para penggemar Game of Thrones.

Pengelompokan ini tentu saja salah satu strategi pengadeganan, karena meletakkan 30 nama besar dalam satu layar akan menjadi seperti konperensi  kepala negara G20 yang isinya perang ego antar superhero. Thanos dalam potongan film Avengers: Infinity War. Thanos berencana mengumpulkan infinity stones yang terdiri dari Space Stone, Mind Stone, Reality Stone, Power Stone, Time Stone, dan Soul Stone. (Marvel Studios via AP)

Bahwa Iron Man (Robert Downey Jr) dikelompokkan dengan Dr Strange (Benedict Cumberbatch) saja sudah bisa dibayangkan bagaimana kedua superhero yang luar biasa sakti dan jenius ini saling mengejek, adu arogan sekaligus akhirnya saling berkorban ketika menghadapi sebuah mahluk yang kesaktiannya adalah perpaduan Voldermort dan Darth Vader. Pokoknya Thanos  nyaris tak akan bisa tewas.

Di  belahan jagat lain,  Thor yang sedang berupaya memperoleh kapak baru, bertemu dengan kelompok Guardians of the Galaxy. Di bagian ini kita disajikan humor ala Marvel. Maklum Thor yang tubuhnya semakin gempal dan cuma terdiri dari otot itu diusap-usap oleh si cantik Gamora hingga menimbulkan kecemburuan Peter Quill/Star Lord (Chris Pratt). Humor-humor macam begini muncul hampir setiap 15 menit mencoba mengoyak kesan kekelaman yang dimuntahkan kehadiran Thanos yang dominan.

Pada babak ke-3 akhirnya kita bertemu bintang favorite baru King T’Challa /Black Panther (Chadwick Boseman) dan panglima perang cewek Okeye (Danai Gurira) sehingga hati yang berdebar lumayan terhibur karena Wakanda selama ini selalu menjadi suaka paling aman.

Tapi benarkah masih ada yang aman di jagat ini? Thanos bahkan bisa tahu letak  tiga permata yang belum diperolehnya. Salah satunya ada di dahi Vision (Paul Bettany)  yang dijaga oleh Scarlett Witch (Elizabeth Olsen). Apa sulitnya dia dan pasukannya untuk menembus Wakanda?

Jika kita berpatokan pada plot sederhana tadi, siapapun bisa memahami film ini, jadi Anda tak perlu merasa berutang untuk menyaksikan beberapa pendahulu film ini. Tetapi para penggemar jagat Marvel jelas akan memahami lebih mendalam, terutama karena kekuatan setiap superhero memiliki latar belakang  masing-masing. Duo Russo berhasil  menjahitnya dengan telaten hingga menjadi satu rangkaian yang pas hingga akhirnya semua bertemu pada akhir film (yang sebetulnya akan bersambung, damn you Marvel!).

Pada akhirnya, Avengers:Infinity War adalah film untuk Thanos karena ternyata dialah yang berhasil menyatukan seluruh superhero Marvel yang biasanya saling bertengkar, saling ejek bahkan ada yang mencapai tahap “tidak bertegur sapa”. Maklum, ego para bintang sukar digoyang.  Ternyata hanya Thanos yang menghancur leburkan ego itu. Para superhero menyadari jejak kekejian Thanos –yang begitu saja melakukan pembunuhan massal dengan gaya yang ringan – bisa memusnahkan jagat ini.

Ketika Thanos dengan koleksi permata sakti sudah dalam genggaman sarung tangannya, dia duduk menatap ke seluruh penjuru jagat yang dikuasainya. Betapa adegan yang mengerikan. Lantas apa yang bisa dilakukan oleh para Avengers yang sudah babak belur itu? Sungguh lama kita harus menanti jawaban (kemenangan).

LEILA S. CHUDORI   

 

 

Leila S. Chudori

Kontributor Tempo, menulis novel, cerita pendek, dan ulasan film.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus