Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolom

Setelah Pasar Terbakar

Menjelang pasar diremajakan, api meludeskan lebih dulu. Langkah bijak pemda DKI yang tidak menyerahkan pasar kepada swasta.

5 Mei 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASAR Senen Blok III, Jakarta, sudah siap diremajakan. Pasar yang dibangun di era Gubernur Ali Sadikin pada 1974 itu belum pernah diperbaiki. Konstruksi bangunan mengkhawatirkan, termasuk jaringan listrik yang semrawut. Sayangnya, rencana revitalisasi pasar itu tak mulus: ada penolakan dari sebagian pedagang. Alasannya klise, kelak setelah pasar berdiri megah, pedagang tak bisa menyewa kios karena harga kelewat mahal.

Tiba-tiba pasar itu terbakar habis, Jumat dua pekan lalu. Tiga ribu lebih kios dilalap api dalam waktu sekitar tiga jam. Adakah unsur "kesengajaan membakar" untuk mencari cara pintas penyelesaian agar pasar segera bisa direvitalisasi? Atau kebetulan saja ada arus pendek listrik; bukankah kesemrawutan jaringan listrik itu sudah lama diketahui? Menyelidiki penyebab api memang perlu, tapi meneruskan revitalisasi pasar jelas lebih penting. Bagi pedagang, tak ada yang lebih mustahak daripada jaminan bahwa kelak ketika pasar yang baru berdiri megah, mereka bisa kembali berjualan di sana.

Pedagang punya kecemasan. Awal tahun lalu, Pasar Tanah Abang terbakar. Pasar yang dibangun pada 1740 itu sudah empat kali direvitalisasi. Pada kebakaran tahun lalu, 2.000 lebih kios hangus. Orang pun maklum kenapa pasar itu "mudah terbakar", yakni bangunan sudah tua, tak memenuhi syarat dari sisi keamanan, plus jaringan listriknya yang mudah korslet. Semua hidran tak berfungsi, kesesakan pasar membuat pemadam kebakaran sulit bergerak. Setelah Pasar Tanah Abang selesai dibangun, pedagang mengeluh tak bisa menyewa kios yang terlalu mahal. Maklum, peremajaan diserahkan ke investor, tak lagi dikelola PD Pasar Jaya.

Pasar Senen Blok III lain halnya. Pedagang tak perlu cemas. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meyakinkan para pedagang bahwa pasar itu akan tetap dikelola PD Pasar Jaya seperti halnya Pasar Senen Blok VI, yang juga rencananya diremajakan. Dari enam blok di Pasar Senen, memang tinggal dua itu saja yang dikelola PD Pasar Jaya, selebihnya sudah "dimakan investor". Janji ini sedikit melegakan pedagang karena sewa kios pasti lebih murah dibanding jika di tangan swasta. Bahkan Jokowi menyatakan, "Harga bisa dirembuk, kalau bisa gratis tak ada masalah."

Peremajaan pasar di Jakarta merupakan kebutuhan mendesak, mengingat bangunan itu umumnya sudah tua. Seperti Pasar Rumput yang menyusul terbakar hanya selang beberapa hari dari Pasar Senen-meski tak meludeskan semua kios. Namun pemerintah jangan main gampang dengan menggaet investor untuk mengelola pasar yang baru diremajakan. Harga kios akan melambung tinggi karena investor cenderung mengubah suasana pasar tradisional menjadi pasar modern. Sudah terlalu banyak pasar modern di Jakarta. Metropolitan ini tetap membutuhkan pasar tradisional, tempat pembeli bisa berinteraksi dengan penjual dalam suasana dialog.

Tentu saja kesan jorok, becek di waktu hujan, dan berdempetan di lorong tak harus dijadikan ciri pasar tradisional. Pasar dikelola dengan tingkat kebersihan yang tinggi dan keamanan yang andal. Dengan sewa kios lebih murah, seharusnya para pedagang ikut merasa memiliki pasar, termasuk memelihara kebersihan dan keamanannya. Kalau PD Pasar Jaya bisa menjalin kemitraan seperti itu, "pasar tradisional yang modern" ini akan semakin ramai dikunjungi konsumen.

Berita terkait klik Disini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus