Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

3 Kondisi Gempa Bumi yang Bisa Berpotensi Tsunami

Gempa bumi adalah salah satu penyebab umum terjadinya tsunami. Berikut kondisi-kondisi gempa yang menyebabkan tsunami.

24 November 2022 | 18.35 WIB

Kondisi Jembatan Ponulele yang hancur setelah bencana gempa bumi berkekuatan 7,4 SR dan tsunami di kawasan Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. Gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala-Palu pada Jumat sore, 28 September 2018 tersebut, menyebabkan kerusakan besar dan ratusan korban tewas. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Kondisi Jembatan Ponulele yang hancur setelah bencana gempa bumi berkekuatan 7,4 SR dan tsunami di kawasan Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. Gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala-Palu pada Jumat sore, 28 September 2018 tersebut, menyebabkan kerusakan besar dan ratusan korban tewas. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang paling rawan terhadap bencana alam, khususnya gempa. Salah satu bencana yang mengintai, dianggap paling mengancam dan memiliki risiko tinggi adalah tsunami.

Tsunami terjadi karena  pergerakan tiba-tiba di dasar laut. Gempa bumi menjadi salah satu penyebab umum dari tsunami. Lantas, bagaimana ciri-ciri suatu gempa bumi berpotensi menyebabkan tsunami?

Melansir balai3.denpasar.bmkg.go.id, istilah tsunami diambil dari bahasa Jepang yang terdiri atas dua kata, yaitu tsu berarti "pelabuhan", dan nami berarti "gelombang’ sehingga bermakna ombak besar di pelabuhan. Tsunami dapat didefinisikan sebagai perpindahan badan air yang disebabkan perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba karena adanya  gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut.

Baca: Gempa Cianjur, BMKG Catat Ada 125 Gempa Susulan Hingga Pagi Ini

Dilansir bpbd.badungkab.go.id, tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.

Namun, 90 persen tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Gerakan vertikal pada kerak bum mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba. Keseimbangan air di atasnya pun menjadi terganggu sehingga terjadi aliran energi air laut. Ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang Sebabkan Tsunami

Berikut adalah kondisi-kondisi gempa yang menyebabkan tsunami:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

1. Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

2. Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

3. Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca juga: BMKG Sebut Intensitas Gempa di Cianjur akan Berkurang Empat Hari ke Depan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus