Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

BMKG dan Bandara Yogya Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami untuk Skenario Terburuk

Dalam simulasi tersebut, Bandara YIA menguji respons cepat Airport Operation Control Centre apabila menerima peringatan dini tsunami dari BMKG.

30 Maret 2022 | 12.00 WIB

Bandara New Yogyakarta International Airport atau NYIA di Kulon Progo, Yogyakarta. Sumber: Angkasa Pura I
Perbesar
Bandara New Yogyakarta International Airport atau NYIA di Kulon Progo, Yogyakarta. Sumber: Angkasa Pura I

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), melakukan simulasi gempa bumi dan tsunami untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya, simulasi serupa telah dilaksanakan pada tahun 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Simulasi dilakukan untuk melatih respons cepat peringatan dini tsunami berdasarkan skenario terburuk gempa bumi megathrust magnitudo 8,8 di selatan Jawa guna mewujudkan YIA sebagai infrastruktur kritis bandara yang tangguh gempa dan tsunami," kata Suci Dewi Anugrah, fasilitator BMKG dalam pelaksanaan simulasi tersebut dalam keterangannya, Rabu, 30 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam simulasi tersebut, Bandara YIA menguji respons cepat Airport Operation Control Centre apabila menerima peringatan dini tsunami dari BMKG. Simulasi juga menguji proses evakuasi penumpang dan pengguna jasa bandara, serta pengaturan pesawat apabila terjadi gempa bumi berpotensi tsunami.

Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG menjelaskan bahwa potensi gempa bumi megathrust di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta, dapat memicu tsunami yang dapat melanda kawasan Bandara YIA.

“Zona megathrust selatan Jawa adalah ancaman nyata. Hal ini didasarkan pada beberapa fakta. Pertama, keberadaan sumber gempa potensial pada bidang kontak antara Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Kedua, aktivitas kegempaan yang terus aktif hingga saat ini. Dan ketiga, catatan sejarah gempa besar yang memicu tsunami pada masa lalu,” ujar Daryono.

Katalog BMKG mencatat bahwa tsunami pernah terjadi beberapa kali di pantai selatan Jawa, seperti Tsunami Banyuwangi 1818, Tsunami Jawa 1840, Tsunami Pacitan 1859, Tsunami Kebumen 1904, Tsunami Jawa 1921, Tsunami Pangandaran 1957, Tsunami Banyuwangi 1994, dan Tsunami Pangandaran 2006.

Daryono menambahkan bahwa upaya mitigasi konkret di lingkungan bandara dalam menciptakan keselamatan dan tanpa jatuh korban (zero victim) bagi pengguna bandara di pantai rawan tsunami bukan tidak mungkin. "Kita dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tsunami destruktif Tohoku Jepang yang dipicu gempa magnitudo 9,0 pada 11 Maret 2011," ujarnya.

Tsunami dahsyat yang melanda Sendai Airport saat itu dapat diantisipasi dengan cepat dan cermat oleh petugas bandara. Semua skenario evakuasi berjalan sukses sesuai rencana, meskipun terjadi kerusakan dan kerugian material yang besar di lingkungan Sendai Airport, tetapi tidak ada korban yang jatuh.

"Keberhasilan sistem mitigasi tsunami di Sendai Airport kiranya menjadi contoh terbaik untuk menegaskan bahwa prosedur yang tepat dalam mengelola krisis ternyata dapat menyelamatkan nyawa orang banyak,” ujarnya.

Ikhsan, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, mengatakan bahwa BMKG telah memberikan dukungan Sistem Peringatan Dini Tsunami di Bandara YIA, di antaranya dengan memasang Warning Receiver System (WRS) New Generation yang merupakan alat penerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

Pada kesempatan yang sama, General Manager PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Marsma TNI Agus Pandu Purnama, mengatakan, "Bandara YIA akan terus memperkuat system mitigasi gempa bumi dan tsunami di Bandara YIA, di antaranya dengan penyiapan sarana dan prasarana evakuasi tsunami serta meningkatkan kapasitas petugas bandara dalam merespon peringatan dini tsunami dari BMKG dan mengarahkan proses evakusi."

Kegiatan Simulasi Gempa dan Tsunami ini juga diekspose secara nasional pada Puncak Peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-72, untuk menunjukkan kepada khalayak luas, kesiapan Bandara YIA dalam penanggulangan gempa bumi dan tsunami.

“Simulasi gempa bumi di Bandara, adalah bentuk dari upaya optimalisasi pemanfaatan informasi dan peringatan dini geo-hidrometeorologi BMKG untuk semua sektor demi tujuan keamanan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Dwikorita, Kepala BMKG pada Peringatan HMD tersebut yang mengusung tema Peringatan Dini dan Aksi Dini.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus