Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

BRIN Siapkan Satu Data Sumber Daya Hayati dan non-Hayati Indonesia

BRIN akan mewujudkan adanya satu data sumber daya hayati dan non-hayati Indonesia.

3 April 2024 | 11.54 WIB

Papan nama Gedung BRIN di Jakarta. Foto: Maria Fransisca Lahur
material-symbols:fullscreenPerbesar
Papan nama Gedung BRIN di Jakarta. Foto: Maria Fransisca Lahur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2023 pemerintah telah menugaskan beberapa kementerian dan lembaga termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait pengarusutamaan pelestarian keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Salah satu dari lima tugas yang diamanatkan kepada BRIN adalah melakukan pengelolaan keanekaragaman hayati sebagai aset nasional dalam bentuk depositori dan repositori spesimen untuk pemanfaatan yang berkelanjutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk itu Kepala BRIN mengeluarkan Peraturan BRIN Nomor 12 Tahun 2023 tentang Wajib Serah dan Wajib Simpan Data Primer dan Keluaran Hasil Riset.

Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN Ratih Damayanti menjelaskan, salah satu program yang disiapkan adalah kerja sama kemitraan BRIN adalah Platform Kolaborasi Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Invitasi Strategis. 

“Skema Pendanaan RIIM Invitasi Strategis diberikan kepada institusi pimpinan riset dengan tema riset yang mengacu pada Rencana Strategis BRIN yaitu untuk pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya manusia unggul dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Ratih seperti dituangkan dalam siaran pers, Rabu, 3 April 2024.

Terkait dengan pengelolaan koleksi ilmiah, satu dari 10 tema platform kolaborasi RIIM Invitasi Strategis adalah akuisisi data sumber daya hayati dan non-hayati yang berlangsung 2024 sampai 2026. “Kita akan membangun dan menyediakan data sumber daya hayati dan non-hayati Indonesia yang komprehensif untuk kebutuhan taksonomi, forensik, dan pemanfaatan berkelanjutan,” kata dia. "Secara singkat kita akan mewujudkan One Data Sumber Daya Hayati dan Non Hayati Indonesia."

Ratih mengatakan, database koleksi nasional yang sudah dan sedang dibangun BRIN adalah berdasarkan koleksi ilmiah yang saat ini terpusat di Gedung Kehati KST Soekarno, Cibinong. “Sebagai modal awal, kami telah memiliki database keanekaragaman hayati dan non hayati Indonesia terintegrasi atau SEKAR seperti database zoologi, herbarium, koleksi tanaman di kebun raya Indonesia, bank biji, dan xylarium atau kayu, serta mikroorganisma. Kami juga memiliki database non hayati seperti geodiversitas atau keragaman bebatuan dan arkeologi,” ujarnya.

Sebagai sarana pendukung, Ratih menyebutkan beberapa fasilitas atau infrastruktur riset yang dapat dimanfaatkan seperti Laboratorium Pusat Sekuensing BRIN, Micro-CT Scan, Cryo-EM, dan Cellomics and High-Content Screening CX7-LZR. "Melalui data hasil whole genome sequencing (WGS) and environmental DNA Biodiversitas Indonesia, dapat dijadikan fondasi riset pelestarian biodiversitas dan pemanfaatan berkelanjutan," tambahnya.

Ratih memberi contoh sampel berasal dari mikrobial seperti bakteri, arkea, virus, fungi yang merupakan sumber daya genetik. Data WGS-nya menjadi basis riset mikrobiologi terapan pada aplikasi kesehatan, pertanian dan pangan. Sedangkan sampel yang berasal dari manusia dapat menjadi basis riset kesehatan untuk penyakit genetik, kanker, mekanisme pathogenesis, dan riset populasi manusia.

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus