Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Fenomena Blue Moon Muncul Besok: Akurasi Hari Paskah di Almanak Tua

Blue Moon adalah fenomena di balik peristiwa bulan purnama dari sebuah almanak umat Kristen yang sudah tak terpakai.

21 Agustus 2021 | 11.44 WIB

Fenomena Super Snow Moon terlihat di belakang salib di atas sebuah kapel di Ta Qali, di  Malta, 19 Februari 2019. Dalam Fenomena ini, posisi bulan berada di titik perige atau titik terdakat yakni 363.300 kilometer, dan pukul 22.53 WIB bulan berada di fase bulan purnama terbesar. REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Perbesar
Fenomena Super Snow Moon terlihat di belakang salib di atas sebuah kapel di Ta Qali, di Malta, 19 Februari 2019. Dalam Fenomena ini, posisi bulan berada di titik perige atau titik terdakat yakni 363.300 kilometer, dan pukul 22.53 WIB bulan berada di fase bulan purnama terbesar. REUTERS/Darrin Zammit Lupi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan biru atau Blue Moon akan muncul besok, Minggu, 22 Agustus 2021. Dikenal musiman, fenomena ini menunjuk kepada bulan purnama ketiga dari total empat kali bulan purnama yang terjadi dalam satu musim astronomis saat ini. Umumnya, dalam satu musim astronomis hanya terjadi tiga kali bulan purnama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Peneliti Pusat Pusat Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang, menjelaskan asal-usul bulan purnama itu yang ditelusuri dari Almanak Petani Maine, Amerika Serikat--yang saat ini sudah tidak dipakai lagi. Dalam almanak itu, dia menambahkan, bulan biru dapat memastikan jatuhnya Hari Raya Prapaskah dan Paskah bagi umat Kristiani sudah sesuai dengan fase bulan yang tepat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sehingga peringatan hari besar lainnya  juga akan jatuh di waktu yang tepat,” katanya dalam laman resmi LAPAN, Kamis, 19 Agustus 2021.

Sebagai catatan, menurut almanak itu, bulan purnama Prapaskah (Lenten Full Moon) merupakan bulan purnama terakhir di musim dingin (belahan utara). Sebulan setelahnya, yakni bulan purnama Paskah (Easter Full Moon atau Paschal Full Moon) merupakan bulan purnama pertama di musim semi (belahan utara).

Di dalam Almanak itu pula, Andi melanjutkan, bulan biru juga dinamakan sebagai purnama Sturgeon dikarenakan pada bulan Agustus, ikan sturgeon (ikan penghasil kaviar) muncul ke permukaan danau sehingga mudah ditangkap. Juga ada yang menjulukinya Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Selain bulan biru yang bersifat fenomena musiman, ada juga bulan biru bulanan (monthly blue moon). Ini adalah fenomena bulan purnama kedua dalam satu bulan yang sama di dalam kalender Masehi. Fenomena ini lebih langka, dan biasanya terjadi pada Januari atau Maret. 

Sebenarnya, Andi menerangkan, definisi Blue Moon bulanan itu disebabkan oleh salah tafsir yang pada mulanya dibuat oleh seorang astronom amatir, James Hugh Pruett (1886–1955) dalam majalah Sky & Telescope edisi 1946. Kesalahan ini akhirnya tersebar sebagai fakta.

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus