Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Selama dua hari berturut-turut dua ekor biota laut mati terdampar di pantai wilayah Banten. Pada Senin, 7 Oktober 2019, seekor ikan hiu paus mati terdampar di Pantai Lebak Keusik. Keesokan harinya, lumba-lumba yang diduga berjenis hidung botol terdampar di sekitar Pantai Carita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ikan hiu paus (Rhincodon typus) yang mati terdampar di pantai berjenis kelamin betina. Panjangnya 7,5 meter dengan lebar total 1,35 meter. “Saat tim menemukan kondisi ikan sudah mati (fresh dead),” kata Zaid Abdur Rahman, Kepala Subsi Pendayagunaan dan Pelestarian Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang, Selasa malam, 8 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tim gabungan yang melibatkan kepolisian, dinas, dan badan terkait sampai di lokasi Senin sore pukul 17.00 WIB. Kondisi cuaca mendung dan gelombang pasang air laut tinggi. “Proses evakuasi dilakukan dengan cara menariknya dari bibir pantai ke daratan,” kata Zaid.
Mereka menggunakan kendaraan jenis pick up dan gotong royong masyarakat sekitar untuk menarik tubuh ikan yang besar. Upaya evakuasi hingga larut malam berlanjut Selasa pagi, 8 Oktober 2019. Bangkai ikan dikubur dekat lokasi temuan setelah petugas mengambil beberapa sampel bagian tubuh ikan dari bagian insang, daging dan organ bagian dalam. Sampel itu selanjutnya dianalisis di laboratorium.
Di Sumatera Barat, juga ditemukan seekor hiu paus terdampar di pantai. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Sumatera Barat mengambil sampel dari seekor hiu paus yang mati terdampar di Pantai Taluak Batuang, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.
"Sampel yang kami ambil di bagian insang dan darah, selanjutnya dikirim ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk penelitian lebih lanjut," kata anggota Tim Respon Cepat BPSPL Padang, Fadly, kepada Antara, Selasa.
Ia menambahkan penelitian dimaksud untuk mengetahui penyebab kematian ikan yang memiliki panjang 7,3 meter dan lebar 2,3 meter itu.
Ia menjelaskan sebelum terdampar, ikan yang masuk ke daftar satwa yang dilindungi itu terlebih dahulu terperangkap pukat tepi milik nelayan tradisional setempat.
Setelah mengetahui ada Hiu Paus yang terperangkap nelayan berupaya mengeluarkannya agar pukatnya tidak rusak. Nelayan menarik ikan itu ke perairan yang dalam menggunakan kapal mesin, namun tidak berapa lama ikan tersebut kembali ke pinggir pantai dan mati.
Mamalia lumba-lumba yang diduga berjenis hidung botol ( Tursiop aduncus) terdampar di sekitar Pantai Carita, tepatnya di depan Pos Polisi Pariwisata Carita. Informasi temuan awal dari petugas pada pukul 15.10 WIB. Petugas pada 16.00 memastikan satwa laut yang menyusui itu telah mati.
Tim dokter hewan mengidentifikasi morfometrik dan nekropsi untuk mengumpulkan sampel yang akan diuji laboratorium. “Untuk mendapatkan data dan informasi kemungkinan penyebab kematian biota tersebut,” kata Zaid.
Lumba-lumba itu berjenis kelamin jantan. Panjang 2,04 meter. Pada tubuhnya ditemukan bekas-bekas luka di antara sirip pectoral dan dorsal. Kemudian terdapat luka pada bagian mata dan ujung sirip caudal. Penguburan mamalia laut dilakukan di bagian belakang kantor Loka PSPL Serang.