Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan data populasi penduduk dunia akan mencapai 8 miliar orang pada pertengahan November 2022. Menurut data dalam laman earthsky, China dan India termasuk negara terpadat pertama dan kedua, masing-masing dengan sekitar 1,4 miliar. Kemudian, India akan menyusul China, untuk menjadi negara terpadat di dunia sekitar 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Data tersebut juga memperkirakan dunia akan memiliki 9 miliar penduduk pada 2037 dan 10 miliar pada 2057. Para ilmuwan kemudian menduga populasi penduduk dunia akan turun menjadi sekitar 10 hingga 12 miliar pada 2100.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Bumi Makin Padat, Prediksi PBB 4 Bulan Lagi Penduduk Dunia Capai 8 Miliar
Seputar Fakta Tentang Pertumbuhan Populasi
Salah satu aspek penting dari pertumbuhan populasi merupakan, populasi manusia yang mulai beruban. Ketika tingkat pertumbuhan turun, dan lebih sedikit bayi yang lahir, usia rata-rata populasi bergeser lebih tua dan itu membawa sejumlah masalah.
Negara-negara dengan tingkat kelahiran yang lebih tinggi, seperti di Afrika, memiliki populasi kaum muda yang lebih besar. John Wilmoth, Direktur Divisi Kependudukan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB menyatakan, pemerintah setidaknya menangani ini yang bertujuan untuk mengurangi kesuburan akan berdampak kecil kepada laju pertumbuhan penduduk antara sekarang dan pertengahan abad, karena strukstur usia muda dari populasi global saat ini.
“... efek kumulatif dari fertilitas yang lebih rendah, apabila dipertahankan selama beberapa dekade, dapat menjadi perlambatan yang lebih substansial dari pertumbuhan populasi global pada paruh kedua abad ini,” kata Wilmoth.
Dua pertiga dari populasi global sekarang tinggal di tempat-tempat dimana tingkat kesuburan – jumlah rata-rata anak per wanita – telah turun dibawah tingkat penggantian menurut PBB. Di sisi lain, populasi telah menurun di sejumlah negara dengan tingkat kesuburan rendah dalam laman newscientist, termasuk Jepang, Italia, Yunani, dan Portugal.
Akses ke kontrasepsi menjadi alasan mendasar dibalik penurunan tingkat kesuburan. Pendidikan dan hak-hak perempuan, termasuk larangan perkawinan anak, juga menjadi kunci. Di tempat-tempat di mana pendidikan dan hak perempuan dan anak perempuan kurang, tingkat kesuburan tertinggi.
Pada beberapa bagian Afrika, Timur Tengah, dan Asia, tingkat kesuburan tetap jauh di atas rata-rata. Sebagian besar pertumbuhan populasi hingga tahun 2050 akan terjadi hanya di delapan negara, berdasarkan perkiraan PBB meliputi: Kongo, Mesir, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Tanzania.
BALQIS PRIMASARI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.