Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini Jepang kembali diguncang gempa dahsyat magnitudo 7,1 SR yang dikaitkan dengan Gempa Megathrust hingga membuat Badan Meteorologi setempat mengeluarkan peringatan ancaman tsunami. Lantas apa itu Gempa Bumi Megathrust?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagaimana diketahui Jepang merupakan salah satu negara yang yang paling rawan dengan bencana gempa bumi. Adapun gempa magnitudo 7,1 SR mengguncang wilayah Jepang pada Kamis, 8 Agustus kemarin. Badan Meteorologi Jepang (JMA) juga menyebut kemungkinan terjadinya gempa yang lebih besar dan dikaitkan dengan Gempa Bumi Megathrust.
Apa Itu Gempa Megathrust
Gempa Megathrust merupakan gempa bumi yang sangat besar dan terjadi di zona subduksi. Dilansir dari Antara, Gempa Megathrust adalah gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Kata "Mega" memiliki arti besar, sedangkan kata "Thrust" artinya sesar sungkup. Letaknya di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra). Zona megathrust merupakan istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa. Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Oleh karena itu, gempa dalam skala besar di laut dapat memicu tsunami.
Dikutip dari laman resmi Kobe University, ada peluang 70-80 persen bahwa Gempa Bumi Megathrust Palung Nankai, Jepang akan terjadi dalam 30 tahun ke depan yang diperkirakan akan menyebabkan kerusakan jauh lebih besar daripada Gempa Bumi Besar Jepang Timur 2011.
Untuk diketahui, Palung Nankai merupakan Palung bawah laut sepanjang 800 km membentang dari Shizuoka, sebelah barat Tokyo, hingga ujung selatan pulau Kyushu. Area ini disebut sebagai "zona subduksi" di antara dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik yang telah menjadi lokasi gempa bumi dahsyat berkekuatan delapan atau sembilan skala Richter setiap satu atau dua abad.
Masih dari sumber yang sama, Gempa Bumi Megathrust ini dipercaya akan terjadi ketika energi regangan yang terakumulasi di antarmuka lempeng karena subduksi lempeng Laut Filipina di bawah lempeng Eurasia (atau lempeng Amur) di sisi daratan melebihi batas tertentu, yang akan menyebabkan lempeng Eurasia kontinental muncul.
Tak hanya itu, Gempa Megathrust yang umumnya sering terjadi secara berpasangan, disebut dapat menimbulkan tsunami berbahaya di sepanjang pantai selatan Jepang.
Berdasarkan sejarahnya, pada 1707 semua bagian Palung Nankai pecah sekaligus yang mengakibatkan gempa bumi yang hingga kini dikenal sebagai gempa bumi terkuat kedua yang pernah tercatat di negara itu. Gempa bumi itu, yang juga memicu letusan terakhir Gunung Fuji, diikuti oleh dua letusan besar Nankai yang dahsyat pada 1854, serta sepasang letusan pada 1944 dan 1946.
CNA | KOBE-U.AC | ANTARANEWS
Pilihan editor: BMKG Ingatkan Ancaman Sesar Sumatera di Darat, Meski Magnitudo Tidak Besar Kerusakan Signifikan