Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Newsletter

Modus Akal Bulus Manipulasi Keuangan eFishery

Audit mengungkap manipulasi laporan keuangan eFishery terjadi sejak 2018. Terdeteksi aliran ilegal dana perusahaan

17 Mei 2025 | 09.00 WIB

Ilustrasi: TEMPO/Alvin Siregar
Perbesar
Ilustrasi: TEMPO/Alvin Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

PAMOR perusahaan rintisan berbasis digital atau startup kini tengah redup. Sepuluh tahun lalu, puja puji bertaburan bagi para pendiri startup. Mereka yang rata-rata berusia muda dan lulusan kampus ternama dianggap inovator yang punya solusi atas beragam persoalan publik. Aliran modal pun mengalir deras. Kini yang terjadi sebaliknya. Dana investor seret dan para pendiri startup banyak yang terjerat fraud alias penyelewengan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kondisi ini tergambar pada eFishery. Startup akuakultur yang menyediakan mesin pemberi pakan ikan otomatis, e-commerce perikanan, hingga jasa keuangan untuk nelayan dan pembudidaya ikan ini harus tutup lapak lantaran pendirinya terjerat fraud. Rencana ekspansi eFishery ke sejumlah negara pun menguap. Masalah ini juga berdampak pada para mitra pembudidaya ikan di berbagai daerah. Ada yang ikut tutup kolam, ada juga yang bertahan dengan berbagai upaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal eFishery digadang-gadang sebagai startup Indonesia yang paling menjanjikan. Setelah menembus level Unicorn, startup dengan nilai perusahaan di atas US$ 1 miliar, eFishery diperkirakan bisa melipatgandakan valuasi sepuluh kali lipat dalam beberapa tahun ke depan. Jika ini terjadi, startup asal Bandung ini bakal masuk jajaran Decacorn setara dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan J&T Express. Bahkan saking populernya, logo eFishery sempat mejeng di Bursa Saham New York.

Di balik moncernya valuasi eFishery ternyata ada perilaku lancung. Para pendiri perusahaan ini diduga menggelembungkan kinerja keuangan dengan cara tak wajar. Hasil audit lembaga asal Singapura, FTI Consulting, mengungkap bagaimana pendiri eFishery, Gibran Huzaifah, membuat serangkaian transaksi fiktif dengan perusahaan boneka demi memoles citra perusahaannya di mata investor.

Laporan ini juga memuat dugaan penggelapan dana hasil transaksi yang menggunakan dua "buku" sebagai catatan keuangan. Yang asli dipegang manajemen perusahaan dan yang polesan disetor pada investor. Kini para pendiri eFishery terancam masuk bui, lantaran diadukan ke polisi.

Pembaca yang terhormat, dalam laporan kali ini tim redaksi Ekonomi dan Bisnis Tempo berupaya menyingkap apa yang terjadi dengan eFishery. Kami pun mendapatkan pengakuan dari Gibran, sang pendiri eFishery, soal apa yang dia lakukan selama beberapa tahun. Fakta-fakta ini bisa mengingatkan kita bahwa apa yang terlihat dari luar belum tentu sebagus kenyataannya.

Baca laporan selengkapnya: Akal Bulus Manipulasi eFishery

Fery Firmansyah

Redaktur pelaksana desk ekonomi dan bisnis. Lulus tahun 2002 dari Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat. Mantan analis di sebuah perusahaan otomotif, pernah menjadi jurnalis televisi, bergabung dengan Tempo pada 2006. Kini menempuh studi master bisnis di Universitas Gadjah Mada

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus