Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim pabrikan Honda dan Yamaha tengah kesulitan bersaing di papan atas Grand Prix MotoGP dalam beberapa musim terakhir. Bahkan, Honda harus puas berada di posisi paling akhir di klasemen konstruktor MotoGP dalam dua musim beruntun (2022 dan 2023).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sedangkan Yamaha berada di peringkat ke-4 dalam klasemen konstruktor MotoGP 2023, dari total 5 tim. Tim yang diperkuat Fabio Quartararo tersebut hanya bisa mengumpulkan 196 poin, unggul 15 angka dari Honda yang berada di posisi buncit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Padahal dua pabrikan Jepang tersebut sempat mendominasi dalam beberapa dekade terakhir. Namun, perjuangan mereka kian tergerus setelah banyak pabrikan Eropa berkembang secara pesat, seperti Ducati, Aprilia dan KTM.
Meski begitu, Honda dan Yamaha diyakini bisa kembali berjaya di Grand Prix MotoGP jika keduanya bisa melakukan perubahan. Berikut tiga hal yang bisa membuat mereka kembali ke papan atas, menurut pakar MotoGP Gustl Auinger dan pembalap Cal Crutchlow:
1. Lakukan Banyak Pengujian dengan Pembalap
Auinger menyebutkan bahwa Honda dan Yamaha bisa kembali berjaya jika banyak melakukan pengujian dengan pembalapnya. Hal itu dianggap bisa membantu kedua pabrikan Jepang untuk kembali mendominasi MotoGP.
“Anda dapat menguji banyak hal dengan driver Anda. Sebenarnya, pembalap itu sendiri yang harus membuat motornya lebih cepat dan mendorong pengembangan ke depan, bukan pembalap pengujinya,” kata dia, dikutip Tempo dari Speedweek.
2. Berani Mengubah Cara Kerja Tim
Menurut pembalap penguji Yamaha, Cal Crutchlow, tim pabrikan Jepang harus mengubah cara kerja tim, seperti yang dilakukan oleh pabrikan Eropa. Dirinya menyebut pemikiran Honda dan Yamaha harus terbuka untuk mengikuti perkembangan.
“Apa yang dilakukan orang-orang Eropa berhasil. Jadi kita juga harus menuju ke arah ini . Kami harus lebih berpikiran terbuka, tapi Yamaha mengetahuinya dan saya yakin Honda juga mengetahuinya,” kata dia, dikutip Tempo dari Motosan.
Sedangkan Auinger menyarankan agar Honda dan Yamaha mengubah beberapa hal dalam penempatan mesin. “Misalnya saja posisi mesin di dalam sasis. Mungkin Anda mengalami kesalahan perhitungan kecil pada tahap konsep, dan tanpa kelonggaran tidak memiliki kesempatan untuk memperbaikinya karena akan memerlukan housing motor baru, yang tidak boleh Anda ubah,” tambah Auinger.
3. Berani Bajak 'Orang Penting' dari Tim Lain
Terakhir, Auinger menyebut Honda dan Yamaha harus berani membajak orang-orang penting dari tim lain di MotoGP. Langkah tersebut, menurut dia, bisa membawa hasil yang lebih baik untuk kedua pabrikan Jepang.
“Tim Eropa tidak takut untuk merekrut orang-orang berkualitas dari negara lain. Gigi Dall'Igna pernah berada di Aprilia dan kini berada di Ducati. KTM tidak kesulitan mendapatkan orang dari Ducati atau WP Technology dari Ohlins. Sangat sulit bagi Jepang untuk mengambil langkah ini,” tutup dia.
MOTOSAN | SPEEDWEEK
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto