Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

5 Komentar Terpenting Fabio Quartararo Setelah Menjuarai MotoGP 2021

Fabio Quartararo berhasil menjuarai MotoGP 2021. Simak lima komentar terpenting darinya seusai berselebrasi.

25 Oktober 2021 | 11.56 WIB

Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Fabio Quartararo, menyemprotkan sampanye saat melakukan selebrasi bersama tim di atas podium setelah menjadi juara dunia MotoGP setelah balapan di Emilia Romagna Grand Prix di Misano World Circuit Marco Simoncelli, Misano, 24 Oktober 2021.  REUTERS/Jennifer Lorenzini
Perbesar
Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Fabio Quartararo, menyemprotkan sampanye saat melakukan selebrasi bersama tim di atas podium setelah menjadi juara dunia MotoGP setelah balapan di Emilia Romagna Grand Prix di Misano World Circuit Marco Simoncelli, Misano, 24 Oktober 2021. REUTERS/Jennifer Lorenzini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Fabio Quartararo berhasil menjuarai MotoGP 2021. Ia memastikan diri menjadi kampiun ketika ia finis peringkat empat dalam balapan Grand Prix Emilia Romagna, di Misano, Ahad, dan rival terdekatnya, Francesco Bagnaia, gagal finis karena terjatuh terjatuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dengan dua balapan MotoGP tersisa, pembalap Prancis ini telah mengumpulkan 267 poin. Koleksinya itu tak mungkin dikejar Bagnaia yang baru meraih 202 poin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemenangan Quartararo itu mengakhiri hampir satu dekade dominasi pembalap Spanyol yang memenangi sembilan laga sebelumnya, lewat Marc Marquez (enam titel), Jorge Lorenzo (2012 dan 2015), dan Joan Mir (2020).

Di usia 22 tahun 187 hari, pembalap kelahiran Nice itu menggeser Valentino Rossi sebagai pembalap termuda kedua yang menjadi juara dunia di era MotoGP. Ia hanya kalah dari Marc Marquez, yang merebut titel pertamanya di usia 20 tahun 266 hari.

Seusai merayakan kemenangannya, Fabio Quartararo bicara panjang lebar tentang berbagai hal kepada wartawan. Inilah hal-hal menarik yang dia sampaikan:

Reaksi dan Selebari

Pembalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo bersebrasi setelah merebut gelar juara dunia MotoGP 2021. REUTERS/Jennifer Lorenzini

Quartararo tampk berlinang air mata seusai lomba. "Saya tak bisa mempercayai ini," kata dia. "Sekarang saya mewujudkan mimpi saya. Terasa menyenangkan ada keluarga saya di sini dan kami akan menikmati malam ini hingga akhir musim."

Ketika sudah tenang dan kembali berbicara dengan wartawan, ia melukiskan perasaan dan emosinya. Ia mengaku telah kehilangan suara.

"Saya banyak menangis, banyak berteriak. Rasanya luar biasa karena ketika saya menyelesaikan balapan dan melewati garis finis, saya memikirkan semua momen sulit yang saya alami dalam karier saya."

"Menjadi juara dunia di MotoGP adalah sesuatu yang tidak pernah saya duga ketika saya berada dalam situasi buruk beberapa tahun lalu. Saat ini saya merasa dalam mimpi dan saya masih belum menyadari apa yang terjadi pada saya sekarang."

Selanjutnya: Soal Kunci Keberhasilan

Kunci Kemenangan

Fabio Quartararo menyebut konsistensinya sebagai kunci untuk bisa meraih gelar Moto2021. "Kami menyelesaikan semua balapan yang kami buat, setiap saat mencetak poin, poin, poin. Ini menurut saya adalah kunci untuk memenangkan kejuaraan tahun ini," kata dia.

Quartararo menjadi satu-satunya pembalap yang menyelesaikan setiap balapan dengan poin di musim ini. Ia hanya sekali gagal finis di posisi 10 besar, ketika menderita masalah arm pump saat memimpin lomba di Jerez, pada 2 Mei.

“Saya pikir bahkan di Jerez saya mendapat tiga poin dengan masalah arm pump. Saya pikir konsistensi 2021 sama dengan 2019, tetapi kami lebih cepat."

Ekspresi pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP Fabio Quartararo, saat melakukan selebrasi di atas podium setelah menjadi juara dunia MotoGP setelah balapan di Emilia Romagna Grand Prix di Misano World Circuit Marco Simoncelli, Misano, 24 Oktober 2021. REUTERS/Jennifer Lorenzini

Motor Masih Kurang Bagus

Meski mampu tampil konsistensi, Quartararo merasa telah memenangi gelar dengan apa yang dia yakini bukan motor terbaik di grid.

“Saya tidak tahu. Saya belum mencoba Honda, Ducati, tetapi apa yang dapat kami katakan adalah melihat semua komentar pembalap Yamaha lainnya, maka belum (belum jadi motor yang terbaik)," kata dia.

“Bagi saya (motor) itu bekerja dengan cukup baik. Kami adalah juara dunia, jadi saya pikir kami bisa sangat bahagia. Tapi, kami masih perlu bekerja. Sejujurnya saya merasa sangat baik dengan motornya, tapi saya masih berjuang di banyak area dan dengan overtake. Itu tergantung pada lintasan."

Selanjutnya: Kenangan buruk di Moto3 dan Moto2

Moto3 dan Moto2 yang Merenggut Percaya Diri

Fabio Quartararo mengalami masa-masa sulit saat tampil di Moto3 dan Moto2 pada 2015-18. Ia tak pernah mampu finis lebih baik dari posisi ke-10.

Pembalap Prancis itu mengakui bahwa performa di Moto3 dan Moto2 sempat membuat dia kehilangan kepercayaan diri. Ia pun membutuhkan waktu lama untuk pulih.

"Ketika saya memenangkan dua kejuaraan Spanyol, tentu saja langkah pertama berikutnya adalah memenangi kejuaraan Moto3. Tetapi saya bahkan tidak pernah bisa meraih kemenangan," kata dia.

“Lalu saya pindah ke Moto2 dan saya mencoba untuk mengambil kembali kepercayaan diri; tahun pertama tidak tercapai, tapi tahun kedua ya."

“Kami memenangkan dua balapan, oke satu balapan dibatalkan, tetapi saya tahu bahwa saya memenangi balapan itu. Tetap saja, saya tidak berharap untuk naik ke MotoGP."

Nyatanya, ia bisa promosi ke MotoGP bersama Petronas Yamaha. “Kejuaraan dunia Moto2 tidak mungkin didapat dan posisi kami sangat jauh. Jadi, satu-satunya cara untuk menjadi juara dunia adalah di MotoGP dan kami mencapainya. Itu sesuatu yang tidak pernah saya duga."

Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo. REUTERS/Andrew Boyers

Prinsip dalam Meniti Karier

Balapan di MotoGP berjalan lebih baik baginya ketimbang di Moto3 dan Moto2. Bersama Petronas Yamaha, ia finis di posisi kelima dan kedelapan.

Pada musim ini, ia ditarik ke tim pabrikan Yamaha, bertukar bangku dengan pembalap legendaris Valentino Rossi. Ia pun dipuji sebagai bakat menonjol dari Prancis.

Bagi Fabio Quartararo, pujian itu hanya setengah ralitas. Setengah lagi tergantung pada sikapnya.

"Ketika mereka memanggil saya bakat balap dari Prancis, saya melihat itu sebagai bagian kecil dari realitas. Anda harus realistis: Saya memiliki potensi yang sangat besar, tapi Anda harus bijaksana dan bekerja keras."

Fabio Quartararo akan menjalani dua sisa seri musim ini sebagai juara dunia. Musim depan, tantangan akan lebih berat untuknya. Marc Marquez terlihat mulai menemukan kembali kehebatannya dan siap merebut kembali gelar juara darinya.

MOTOGP, CRASH

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus