Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Apa Beda Sirkuit Formula E dengan Formula 1? Ini Jawaban OC Jakarta EPrix

Organizing Committee (OC) Jakarta EPrix 2022 baru-baru ini memberikan penjelasan tentang perbedaan sirkuit Formula E dengan Formula 1.

12 Mei 2022 | 15.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Organizing Committee (OC) Jakarta EPrix 2022 baru-baru ini memberikan penjelasan tentang perbedaan sirkuit Formula E dengan Formula 1. Menurutnya, ada beberapa perbedaan yang signifikan dari dua balapan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vice President Infrastructure & General Affairs OC Jakarta EPrix 2022, Irawan Sucahyono menjelaskan bahwa perbedaan itu terlihat dari panjangnya lintasa. Menurutnya, trek Formula E lebih pendek dibandingkan dengan lintasa F1.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Apa bedanya sirkuit Formula 1 dengan Formula E? Basic-nya sama, tetapi F1 memiliki gaya balap berbeda dengan Formula E. F1 durasinya lebih panjang, Formula E lebih pendek. Kemudian keduanya memiliki karakter sendiri, sehingga secara garis besar F1 treknya mungkin 5 km lebih, tapi kalau Formula E 2,5 km,” kata dia.

“(Sirkuit Formula E) lebih pendek sehingga penonton cepat melihat (pembalap) di titik itu. Kalau kita lihat Formula 1, karena lebih panjang, mungkin akan sedikit lebih lama,” lanjut dirinya menjelaskan.

Lebih lanjut Irawan juga mengatakan tikungan sirkuit Fomula E dengan lintasan Formula 1 hampir sama. Irawan memastikan bahwa lintasan balap mobil listrik dan balap mobil konvensional sama-sama memiliki jumlah tikungan yang banyak.

Selain soal desain sirkuitnya saja, perbedaan Formula E dan Formula 1 terlihat jelas dari dampak yang diberikan. Mengingat, balap mobil listrik dianggap lebih ramah lingkungan dan sustanbility (berkelanjutan).

“Kita tahu bahwa balap itu memang jauh dari sustanbility, terhadap lingkungan, suara, emisi, di mana kita tahu mesin konvensional untuk mendapatkan performa yang tinggi pasti dengan berbagai macam cara, yang tentunya karbon nomor sekian,” kata dia.

“Tapi di sinilah bedanya, ini adalah zero emission dan menjadi future motorsport. Mungkin nantinya dunia balap akan berubah semua menjadi seperti ini. Hari ini Indonesia sangat beruntung ‘future’ ini datang ke Indonesia,” tutup dia.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus