Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Cristian Gonzales Bukan Pemain Naturalisasi Pertama di Indonesia, Lantas Siapa?

Cristian Gonzales disebut sebagai pemain sepak bola naturalisasi pertama. Tetapi sebenarnya ia bukan yang pertama. Lalu, siapa naturalisasi pertama?

21 Januari 2023 | 19.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pecinta sepak bola Tanah Air tentu sudah tak asing lagi dengan sosok Cristian Gonzales. Pemain kelahiran Uruguay ini boleh dibilang sebagai pemain naturalisasi pertama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fakta itu salah tapi juga bisa benar. Salah, karena Gonzales bukanlah pemain naturalisasi pertama di Indonesia. Benar jika yang dimaksud adalah pemain naturalisasi pertama era 2000-an. Lantas, siapa pemain naturalisasi pertama di Indonesia?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia adalah Arnold Wouter van der Vin. Biasa disebut Van der Vin. Tetapi ia dipanggil Nol, sebutan gampang untuk Arnold. Dia adalah pemain sepak Hindia Belanda tahun 1950-an. Van der Vin lahir di Semarang tetapi leluhurnya adalah Belanda. Kondisi ini membuatnya memiliki dua kewarganegaraan.

Untuk diketahui, seseorang dapat dinaturalisasi berdasarkan dua asas. Asas pertama adalah ius sanguinis. Ini didasarkan pada garis keturunan. Sementara asas kedua yaitu ius soli atau berdasarkan tempat kelahiran.

Berikut profil pemain sepak bola naturalisasi pertama di Indonesia, Cristian Gonzales dan Van der Vin.

1. Profil Cristian Gonzales

Gonzales memilih Indonesia sebagai Tanah Air pada November 2010. Dikutip dari laman persib.co.id, saat itu Gonzales berstatus sebagai pemain Persib. Dengan demikian, Gonzales adalah pemain naturalisasi pertama yang membela Pangeran Biru, julukan Persib.

Melansir transfermarkt.co.id, pemilik nama lengkap Cristian Gérard Alfaro Gonzáles ini lahir pada 30 Agustus 1976 di Montevideo, Uruguay. Gonzales mengawali karier sepak bolanya di tanah kelahiran. Sud Amerika adalah klub pertamanya. Dari tahun 1990-an, hingga awal 2000-an, Gonzales masih bermain di Uruguay.

Kemudian pada 2003 Gonzales digocek PSM Makassar dan diboyong ke Indonesia. Pada 2005 Gonzales pindah klub ke Persik. Kemudian pada 2009 Persib menggaet Gonzales hingga 2011. Saat di Persib inilah dia melakukan naturalisasi. Gonzales sudah niat jadi warga negara Indonesia sejak 2004. Syarat naturalisasi saat itu adalah tak boleh bepergian ke luar dalam kurun lima tahun.

Dalam selang waktu 5 tahun tak kembali ke Uruguay diakui berat oleh Gonzales. Apalagi antara tahun-tahun itu, dua saudara kandungnya meninggal dunia. Namun, demi memenuhi syarat naturalisasi, Gonzales rela tak pulang. Dia mengakui itu adalah tahun-tahun terberat baginya. Tapi semua itu setimpal dengan status yang didapatnya sebagai warga negara Indonesia.

Setelah tiga tahun di Persib, Gonzales pindah ke Persisam. Di Persisam, Gonzales bertahan hingga 2013 sebelum akhirnya diboyong Arema dan Arema Cronus. Di Arema, Gonzales terbilang paling lama yakni 5 tahun. Dalam kurun 2018, dia berpindah hingga tiga klub. Setelah hengkang dari Arema, Gonzales direkrut Madura United pada Januari. Lalu pada Juli dia pindah ke PSS Sleman.

Gonzales tak lama di PSS Sleman, kurang dari setahun atau pada Maret 2019 dia keluar. Kemudian pada Mei tahun yang sama dia bergabung dengan PSIM Yogyakarta dengan status bebas transfer. Per 1 Februari 2020, Gonzales tak bergabung dengan klub mana pun.

Kemudian pada April 2021, dia bergabung dengan RANS Nusantara FC, klub milik Raffi Ahmad. Gonzales balik lagi ke PSIM Yogyakarta pada 8 September 2022 lalu dengan status pinjaman dari RANS Nusantara FC. Kontrak pinjaman Gonzales di PSIM Yogyakarta berakhir pada 1 Maret 2023 mendatang.

2. Profil Van der Vin

Dikutip dari berbagai sumber, Van der Vin merupakan penjaga gawang sepak bola Hindia Belanda era 1939 hingga 1964. Dia juga tercacat sebagai pemain Persija Jakarta dan Timnas Indonesia. Sosok kelahiran Semarang berdarah Belanda ini memulai kariernya di klub Excelsior Surabaya pada 1939.

Namun karena orang tuanya sering berpindah-pindah, Van der Vin pun kerap keluar masuk klub. Antara lain, dia tercatat bermain untuk tim Juliana Medan dan UMS Jakarta. Lalu, karena status kewarganegaraannya yang belum tuntas, Van der Vin beberapa kali batal jadi pemain timnas Indonesia. Kondisi itu membuatnya lebih banyak ikut tampil dalam pertandingan tidak resmi.

Namun Van der Vin akhirnya menjadi anggota tim nasional. Dia tercatat sebagai penjaga gawang kedua, setelah Mo Heng, yang mencetak kemenangan timnas di negeri sendiri ketika berhasil mengalahkan Hong Kong pada 27 Juli 1952 di Jakarta.

Van der Vin juga ikut memperkuat Persija maupun timnas Indonesia dalam pertandingan persahabatan melawan Yugoslavia pada 1953. Ia pernah membawa Persija menjuarai Kompetisi Perserikatan 1954.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus