Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Dua Balapan di Aragon, Fase Krusial Perebutan Gelar Juara MotoGP 2020

Fabio Quartararo, Joan Mir, Andrea Dovizioso, dan Maverick Vinales bersaing untuk merebut gelar juara MotoGP 2020.

16 Oktober 2020 | 10.13 WIB

Para pembalap beraksi di lintasan MotoGP. Reuters
Perbesar
Para pembalap beraksi di lintasan MotoGP. Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan hanya lima putaran yang tersisa untuk MotoGP 2020, tapi belum ada satu pun pembalap yang benar-benar mapan untuk merebut gelar juara dunia musim ini. Empat pembalap teratas di klasemen MotoGP hany terentang 19 poin. Fabio Quartararo, Joan Mir, Andrea Dovizioso dan Maverick Vinales adalah pembalap yang kini bersaing merebut gelar juara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Keempatnya akan menghadapi balapan back-to-back di MotoGP Aragon, akhir pekan ini. Dengan adanya tujuh pembalap yang berhasil memenangkan seri MotoGP sejauh ini dan berdasarkan hitung-hitungan lima seri tersisa, dua balapan di Barcelona akan menjadi penentu bagi pembalap tersebut untuk memantapkan posisi di urutan teratas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ducati Unggulan
Meski dua balapan di Aragon menjadi penentu, Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 kemungkinan akan ditentukan di seri terakhir di MotoGP Portugal. Setiap seri pun menjadi penting untuk tim dan pembalap. Namun, faktanya, hanya 3 sirkuit yang akan digunakan di lima balapan terakhir. Jadi meskipun Sirkuit Valencia akan menjadi andalan tim Yamaha, belum tentu mereka bisa tampil perkasa di Aragon.

Di atas kertas, Ducati dan pembalapnya, Andrea Dovizioso, bisa sedikit optimis. Balapan di Le Mans sebelumnya, Dovi berhasil menempati urutan keempat di garis finis dan menjaga jarak dengan Quartararo di klasemen. Sedangkan di Aragon, dibanding pembalap yang ada saat ini, Dovi memiliki rekor bagus. Ia berhasil finis kedua di bawah Marc Marquez dalam dua tahun terakhir.

Meski begitu, Dovizioso mengatakan motornya terasa sangat berbeda dibandingkan musim lalu. Adapun rekan satu timnya, Danilo Petrucci, mengatakan bahwa keunggulan dalam memperoleh kecepatan tertinggi sudah tidak terlalu berperan dalam perebutan juara. Ducati, meskipun lambat ketika balapan di Brno, Republik Cek, berhasil menunjukkan performa bagus di Austria.

Ducati mendapatkan angin segar. Dengan tidak terprediksinya performa motor setiap pesaing, Ducati bisa termotivasi untuk bersaing di lima seri tersisa. Terlebih lagi, MotoGP 2020 adalah musim terakhir dua pembalapnya, Dovizioso dan Petrucci bersama Ducati.

 

Tantangan Konsistensi Yamaha
Yamaha tentu berada dalam tekanan. Performa pembalapnya akan sangat bergantung juga pada konsistensi Yamaha M1. Padahal, Yamaha M1, meski selalu menjadi yang tercepat ketika babak kualifikasi, gagal mencapai kecepatan tertinggi pada sesi balapan.

Fabio Quartararo mungkin menjadi pembalap Yamaha paling dirugikan. Pada balapan di Prancis, tampil bagus di kualifikasi, ia malah hanya finis di urutan sembilan ketika hujan mulai turun di sesi balapan. Ia pun hanya bisa berharap bantuan cuaca yang lebih bersahabat saat balapan di MotoGP Aragon. Dengan dua balapan di Aragon sepekan ke depan, Yamaha harus membuktikan konsistensinya jika tak ingin gelar juara MotoGP 2020 musnah begitu saja.

CRASH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus