Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DENGAN wajah tegang Utut Adianto menatap tajam papan catur di depannya. Tangannya terlipat di meja. Setiap kali memindahkan buah catur, ia bergegas menekan jam di sebelah kanannya. Memegang buah hitam, Utut sedang berpikir keras untuk menyelamatkan rajanya yang terkepung oleh pasukan Jason Goh Koon-jong dari Singapura. Utut akhirnya hanya bisa menggelengkan kepala ketika rajanya tak berkutik. Grand master andalan Indonesia itu akhirnya menyerah. Dengan senyum masam ia bergegas meninggalkan meja pertandingan di Van Don Sport Center, Kota Ho Chi Minh. "Berat sekali karena harus bertanding dua kali sehari," kata Utut tentang kekalahannya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo