Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Hadiah Besar Untuk Amatir

Team Indonesia berhasil merebut 3 dari 5 gelar yang dipertandingkan, liem swie king berhasil mengalahkan rudy hartono dalam final turnamen tersebut & berhasil mengantongi hadiah sekitar rp 4,5 juta. (or)

4 Oktober 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI naas Liem Swie King sirna. Di Royal Albert Hall, London, ia kembali memperlihatkan ketrampilan seorang juara. Ia mengalahkan Rudy Hartono, juara dunia 1980, dalam final Friend's Provident Masters Tournament dengan gebrakan telak. Skornya 15-11 dan 15-3 dalam tempo 29 menit. "Cuaca dan suasana penonton di sini membuat saya yakin pada diri sendiri," kata King. Friend's Provident Masters Tournament (23 - 27 September) memang berlangsung tertib. Penonton bagaikan menghadiri konser besar. Selagi shuttlecock masih di udara hampir tak ada orang yang buka mulut. Suatu hal yang tak mungkin ditemui di Jakarta. Dan temperatur London, selama minggu lampau, sekitar 12 - 13 derajat Celcius -- 18 derajat lebih rendah dari Jakarta. Ini merupakan kemenangan King yang pertama di gelanggang internasional selama delapan bulan terakhir. Kekalahan selama ini dideritanya dari Han Jian (dwilomba Indonesia-RRC), Prakash Padukone (All England), dan Rudy (Kejuaraan Bulutangkis Dunia II). Kali ini King menundukkan Prakash dan Rudy -- keduanva selang sehari. Bahkan Herbert Scheele, tokoh Federasi Bulutangkis Internasional, terpesona setelah melihat enam kali penampilan King tiga kali di antaranya dalam pool D. "King sudah berangsur seperti dulu lagi," katanya. Dari kejuaraan ini tersedia hadiah $ 23.000 (Rp 35 juta) yang dibagi untuk 40 pemain terpilih. Sekalipun kalah terus, pemain tetap dapat duit. Tim Indonesia yang terdiri dari tujuh pemain memenangkan tiga dari lima gelar yang dipertandingkan. Selain gelar juara partai tunggal yang diraih King, kemenangan dilengkapi oleh pasangan ganda Christian/Ade Chandra serta pasangan campuran Christian/lmelda. Ketujuh pemain Indonesia mengantungi Rp 14 juta. Menurut Drs. Sudirman, Ketua Umum PBSI, hadiah itu akan diserahkan seluruhnya kepada pemain "Uang itu seratus persen hak mereka," kata Sudirman. Namun ia menambahkan secara formal uang itu akan dipegang dulu oleh PBSI, karena semua pemain yang dikirim Indonesia ke turnamen itu tetap amatir. Mengapa tidak memilih jadi pemain bayaran (licensed player) saja? "PBSI tidak berkeberatan jika mereka mau menanggalkan status amatir" kata Sudirman. Tapi "KONI dan pemerintah tidak setuju." Seorang pemain bayaran di lingkungan IBF tidak diperkenankan mengikuti Asian Games, SEA Games atau Olympiade. Namun diizinkan memperkuat regu Piala Thomas atau Piala Uber maupun All England. Tahun depan turnamen bulutangkis bayaran mungkin menelurkan sirkuit master yang lebih luas. Rencananya meliputi Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur dan Bangkok. "Idealnya memang begitu," ujar manajer tim Titus Kurniadi kepada wartawan TEMPO Lukman Setiawan. "Saya yakin banyak sponsor yang berminat." Dari Friend's Provident Master Tournament King meraih hadiah $ 3.000 (sekitar Rp 4,5 juta). Uang itu, menurut King, akan ditabungkannya. Pemain lain, seperti Rudy, mengantungi $ 1.500 sama dengan yang digaet pasangan juara Christian/Ade Chandra dan Christian/ Imelda. Tahun 1979, sebagian besar pesertanya adalah pemain Eropa. Dari Asia cuma Prakash yang tampil. Waktu itu partai yang dipertandingkan hanya empat -- partai ganda campuran belum masuk hitungan. Dan peserta pun belum terang-terangan menyebut dirinya prof. Kampiun tunggal wanita Lene Koppen dari Denmark, misalnya, masih menyerahkan hadiah $ 3.000 yang diterimanya tahun lalu kepada organisasi. Pekan lalu ia menang lagi, dan hadiah yang diterimanya buat diri sendiri. Karena ia memilih menjadi pemain bayaran. Koppen menyebut Friend's Provident Masters Tournament sebagai kejuaraan yang bermutu. "Salah satu di antara kejuaraan yang ingin saya ikuti lagi," katanya. Apakah kehebatan King di Royal Albert Hall juga disebabkan turnamen menghasilkan uang? Siapa tahu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus