Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Kejutan Elina Svitolina di Wimbledon 2023: Cuti Melahirkan, Perang Ukraina, Singkirkan Unggulan Pertama

Elina Svitolina berstatus sebagai pemegang wildcard di Wimbledon 2023. Menembus semifinal setelah mengalahkan unggulan pertama Iga Swiatek.

12 Juli 2023 | 11.50 WIB

Petenis Ukraina Elina Svitolina. REUTERS/Andrew Couldridge
Perbesar
Petenis Ukraina Elina Svitolina. REUTERS/Andrew Couldridge

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ada alasan mengapa Elina Svitolina menjadi kekuatan yang tak terhentikan di Wimbledon 2023. "Saya tidak punya waktu untuk kalah," kata petenis asal Ukraina tersebut setelah menumbangkan petenis nomor satu dunia Iga Swiatek dan mencapai semifinal Wimbledon keduanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Svitolina, 28 tahun, berusaha untuk kembali ke puncak performa setelah melahirkan seorang putri, Skai, pada Oktober lalu. Mantan petenis nomor tiga dunia telah memainkan permainan tenis yang tak kenal takut dan mengejutkan semua lawannya meski berstatus sebagai pemain pengganti atau wildcard,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia telah mengalahkan empat juara Grand Slam, Venus Williams pada putaran pertama, Sofia Kenin pada putaran ketiga dan Victoria Azarenka pada putaran keempat. Unggulan teratas Iga Swiatek pun menjadi korban terbaru di lapangan rumput utama tahun ini.

Jadi, apa yang berubah bagi Elina Svitolina? "Saya pikir perang membuat saya lebih kuat dan juga membuat saya lebih kuat secara mental. Secara mental saya tidak menganggap situasi sulit di lapangan sebagai bencana. Ada hal-hal yang lebih buruk dalam hidup. Saya hanya lebih tenang," kata dia merujuk pada operasi militer Rusia ke Ukraina.
 
"Karena saya baru mulai bermain lagi, saya memiliki motivasi yang sangat besar, untuk kembali ke puncak. Saya pikir memiliki anak, dan adanya perang, membuat saya menjadi orang yang berbeda. Saya memandang sesuatu dengan sedikit berbeda."

Pendekatan Svitolina membuahkan hasil sejak dia kembali ke tur pada bulan April. Dia memenangkan gelar pertamanya dalam hampir dua tahun di Strasbourg, menyumbangkan uang hadiahnya untuk bantuan kemanusiaan bagi anak-anak Ukraina, kemudian berhasil lolos ke delapan besar di Roland Garros. Ia menjadi lebih baik di Wimbledon 2023.
 
Svitolina menyadari waktu adalah musuh terbesarnya. "Saat ini saya hanya berkata pada diri saya sendiri, saya tidak punya banyak waktu melakukannya. Saya tidak tahu berapa tahun lagi saya akan bermain," kata Svitolina, yang harus mengalahkan Ceko Marketa Vondrousova untuk mencapai final grand slam pertama.

"Anda berlatih untuk momen-momen ini, untuk momen-momen besar ini. Seperti hari ini saya berjalan melalui jalan di mana Anda pergi ke Center Court, Anda melihat begitu banyak sejarah. Saya berkata pada diri sendiri, bahwa saya harus pergi, dan memberikan yang terbaik," ujar Svitolina.

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Arkhelaus Wisnu Triyogo

Lulus dari Universitas Indonesia program studi Indonesia pada 2014, ia bergabung bersama Tempo pada 2015. Sempat meliput politik dan hukum seputar Pemilu 2019, ia kini berfokus pada isu gaya hidup dan olahraga. Pada 2019, bersama Danang Firmanto, ia meraih ExCel Award, penghargaan untuk karya jurnalistik terbaik di bidang pemilu di kawasan ASEAN.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus