Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kini telah memiliki wasit perempuan yang mengantongi lisensi FIFA. Dia adalah Deliana Fatmawati Kaban, wasit kelahiran Medan, 8 Juli 1988. Dengan lisensi yang dikantongi sejak 2017, Deliana Fatmawati bisa memimpin pertandingan internasional yang didaftarkan ke FIFA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deliana mengaku sangat cinta dengan sepak bola. Alasan itulah yang kemudian membuatnya menekuni dunia perwasitan. "Memisahkan saya dengan sepak bola itu susah. Coba saja," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Awalnya dari suka nonton pertandingan, terus menjadi pemain di zaman SMA. Saya awalnya menjadikannya hobi, tapi setelah dipikir-pikir dan semakin ke sini, berkarier di sepak bola asyik juga,” tutur Deliana.
Deli, sapaan akrabnya, sempat mendapat ganjalan terjun ke dunia sepak bola karena tidak diizinkan orang tuanya. Namun, setelah mendapatkan panggilan dari tim nasional sepak bola wanita U-17 untuk berlaga dalam sebuah event di Korea Selatan, orang tua Deli akhirnya merestui.
Selain itu, Deli pernah dipanggil tim nasional untuk cabang olahraga lain, yaitu futsal dan hoki. "Tahun 2011 dan 2013 saya membela timnas futsal Indonesia di SEA Games. Sedangkan pada SEA Games 2015, saya dipanggil timnas hoki," kata Deli.
"Setelah tak berkecimpung sebagai pemain, karena saya sangat suka dengan sepak bola, saya cari cara supaya tidak jauh dari dunia sepak bola. Lalu dunia perwasitan-lah yang saya pilih. Berhenti sebagai pemain agar fokus di bidang tersebut," ujarnya.
Menurut Deliana, wasit itu instrumen penting dalam sebuah pertandingan dan semua harus saling respek. "Menjadi wasit memang tidak mudah. Seorang wasit harus bisa memutuskan sesuatu hanya dalam hitungan beberapa detik. Inilah yang perlu dipahami banyak insan sepak bola. Sudut pandang wasit tidak seluas penonton di tribun, atau sebanyak yang penonton saksikan di TV."
Ia menilai, benar atau salah, wasit harus dihormati. "Ada banyak cara yang baik untuk menyampaikan pandangan kepada wasit. Tidak perlu emosi, main pukul, tendang, atau lempar sesuatu. Toh, setiap pertandingan pasti akan ada evaluasi," tutur perempuan lulusan Jurusan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, UPI Bandung, tersebut.
Deliana Fatmawati merintis menjadi wasit internasional dari level terbawah. Ia mengambil lisensi C3 pada 2011. Dilanjutkan dengan lisensi C2 setahun kemudian, tapi sempat terganjal karena ada perubahan kuota jumlah wasit perempuan. Pada 2015 dia kembali ikut ujian untuk ambil lisensi C2 dan lulus. Sedangkan lisensi FIFA ia raih tahun lalu. Ia menjadi satu dari enam wasit FIFA asal Indonesia dan satu-satunya wanita.
PSSI