Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pergelaran balap sepeda internasional "Tour of Flores 2016" merupakan pertaruhan dari Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) kepada federasi balap sepeda dunia atau UCI, mengingat persiapan yang dilakukan cukup singkat.
"Jika melihat waktu persiapan, memang sulit jika dibuat kejuaraan internasional. Tapi kerja keras panitia dan PB ISSI bisa meyakinkan UCI semua bisa jalan. Makanya ini pertaruhan bagi kami," kata Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari di Maumere, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 19 Mei 2016.
Menurut dia, sebelum menggelar kejuaraan internasional, terlebih dahulu harus menggelar kejuaraan nasional. Bahkan Flores belum pernah sekalipun menggelarnya. Namun, berkat dukungan semua pihak, akhirnya kejuaraan dengan kategori 2.2 ini bisa digelar.
Untuk itu, kata Sapta, dengan bisa digelarnya "Tour de Flores 2016”, ke depannya kejuaraan ini harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Apalagi respons dari semua pihak, mulai pemerintah daerah hingga pemerintah pusat, sangat baik. Bahkan kejuaraan tersebut akan dibuka langsung oleh Menteri Kemaritiman Rizal Ramli.
"Tahun depan dan selanjutnya Tour de Flores harus dilaksanakan. Ke depan, pelaksanaannya jauh lebih baik lagi," kata pria yang akrab dipanggil Okto itu.
"Tour de Flores 2016" yang digagas oleh salah satu putra daerah Flores tersebut menempuh jarak 661,5 kilometer yang terbagi dalam lima etape. Kejuaraan ini dimulai dari Larantuka, Flores Timur dan akan finis di Labuhanbajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Kejuaraan ini, selain untuk meraih prestasi, untuk mengenalkan pariwisata yang ada di Flores. Pariwisata yang diunggulkan di sepanjang jalan yang dilintasi balapan internasional ini bervariasi, mulai wisata alam berupa laut dan gunung, hingga wisata religi.
Meski baru pertama kali digelar, "Tour de Flores 2016” disambut dengan antusias oleh pembalap nasional dan internasional. Ada 20 tim yang terlibat atau sama dengan tim yang turun di "International Tour de Banyuwangi Ijen 2016” yang berlangsung pekan lalu.
"Potensi kejuaraan di sini cukup besar. Bisa dibandingkan dengan balapan yang ada di luar negeri," kata Race Director Tour de Flores 2016, Jamaludin Mahmood.
Besarnya potensi "Tour de Flores" juga diakui pembalap nasional yang turun pada kejuaraan bergengsi pertama di wilayah timur ini. Salah satunya Herwin Jaya, pembalap dari tim BRCC Banyuwangi. Di etape kedua, dia bakal menggunakan jersey Merah Putih. Pembalap Indonesia tercepat ini mengaku karakter lintasan di Flores variatif dan menantang.
"Luar biasa. Lintasannya menantang. Tanjakan tajam dan ditambah dengan turunan panjang. Semoga saya bisa lebih baik lagi untuk etape-etape berikutnya," katanya seusai menyelesaikan etape pertama "Tour de Flores 2016”.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini