Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Peserta Harus Bayar Rp 15 M untuk Ikut Esports Mobile Legend

Tim Louvre eSports membuat petisi di Change.org soal aturan bayar Rp 15 miliar untuk tim yang ingin ikut turnamen Mobile Legend.

3 Juli 2019 | 12.48 WIB

Karakter Gusion dalam game Mobile Legends Bang Bang. (Moonton)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Karakter Gusion dalam game Mobile Legends Bang Bang. (Moonton)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tim eSports asal Indonesia, Louvre eSports, membuat petisi melalui laman Change.org terkait dengan aturan bayar Rp 15 miliar untuk tim yang ingin ikut turnamen Mobile Legend. Petisi tersebut berjudul 'Batalkan aturan bayar 15 Milyar untuk ikut turnament Mobile Legend dan Monopoli Moonton.'

"Saya ingat ketika Bapak Presiden berbicara mengenai eSports saat debat Capres. Ini lebih kepada digital ekonomi dan pemerataan ekonomi, dan kami juga senang Bapak Presiden support kami dengan Piala President Mobile Legend, sehingga tim Indonesia baru saja menyabet gelar All Indonesia Final di Asia Tenggara," demikian tertulis dalam keterangan petisi.

Namun, dalam petisi disebutkan, aturan baru untuk membeli slot senilai Rp 15 miliar cuma ada di Indonesia, sedangkan di negara lain gratis. Moonton, developer game Mobile Legend, katanya, hanya menandingkan 8 tim, dan itu dinilai bisa merusak prestasi atlet.

Selain itu, Louvre melanjutkan, dalam event ada monopoli turnamen yang dilakukan Moonton. Oleh karena itu, Louvre meminta kepada presiden untuk membantu memediasi agar prestasi atlet tetap terjaga, ditambah lagi gelaran Sea Games 2019 sudah dekat.

"Dengan banyaknya turnamen maka prestasi atlet sudah terbukti sangat baik, bahkan sekarang kita merajai Asia Tenggara. Mohon untuk dibantu mediasi dan diskusi terbuka," tulis Louvre.

Sementara itu, Moonton melalui akun Instagram @mlbbesport.id memberikan klarifikasi terkait aturan tersebut. Dalam pernyatan tersebut tertulis bahwa setelah tiga season turnamen MPL, Moonton merasa harus membawa turnamen ke level selanjutnya, khususnya di Indonesia.

"Kami menyadari bahwa kami tidak bisa melakukan semua ini sendirian, dan kami mulai menjangkau seluruh tim peserta MPL, dan menanyakan apakah mereka bersedia berinvestasi di dalam Liga melalui distribusi pendapatan bersama (share revenue)," tulis Moonton. "Itu mirip dengan banyak dilakukan Liga eSports Profesional di seluruh dunia."

Dalam model tersebut, Moonton menambahkan, lebih dari 50 persen dari seluruh pendapatan Liga dari sponsor dan hak penyiaran untuk season mendatang akan didistribusikan kepada tim, sehingga dapat digunakan untuk membiayai tim berdasarkan aliran pendapatan yang stabil setiap season-nya.

Setelah menerima pembelian dari minimal 8 tim MPL, Moonton memutuskan untuk mengambil langkah memperluas Liga. Langkah tersebut memungkinkan Moonton melangkah lebih jauh dari season 1 hingga 3.

"Kami berupaya menerapkan peraturan untuk meningkatkan profesionalisme manajemen tim. Dan membuat program-program yang membantu dalam pengembangan karier eSport yang berkelanjutan di Indonesia," kata Moonton.

Petisi dari tim esport tersebut mulai dibuat sekitar dua hari yang lalu dengan target 50.000 tanda tangan. Hingga berita ini ditayangkan, petisi tersebut sudah ditanda tangani lebih dari 37.000 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus